Pengamat politik Hendri Satrio atau akrab disapa Hensat tidak habis pikir dengan Partai Golkar yang hanya mengandalkan aturan dalam AD/ART untuk mecegah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi ketua umum (ketum).
Hensat merasa Golkar terlalu percaya diri (pede) dengan menganggap bahwa hanya dengan AD/ART, Jokowi bisa dibendung untuk jadi ketum menggantikan Airlangga Hartarto, karena bukan tidak mungkin aturan tersebut diubah untuk meloloskannya.
"Golkar cuma ngandelin AD/ART buat nyegah Jokowi jadi Ketum? wuih yang bener aja… pede amat!" ucapnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Selasa (19/3).
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Melchias Markus Mekeng menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum bisa mejadi ketum dari partainya pada tahun jika mengikuti aturan dalam AD/ART.
Dalam AD/ART, calon ketum Partai Golkar harus memiliki pengalaman minimal 5 tahun sebagai pengurus, dan partai tersebut akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) untuk pergantian ketum pada Desember 2024 mendatang.
"Ya kalau mengikuti aturan itu, belum mungkin (Jokowi jadi Ketum Golkar)," ujar Mekeng saat dihubungi, Minggu (10/3/2024), dikutip dari Kompas.
Ia pun menjelaskan Jokowi harus memenuhi persyaratan administratif yang ada untuk bisa maju sebagai calon ketum Golkar, tanpa melalui aturan AD/ART, mantan Wali Kota Solo itu tidak bisa maju. "Minimal 5 tahun harus jadi pengurus," ucapnya.