Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo, mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berbenah diri sebelum terjadi gerakan perlawanan yang besar dari masyarakat.
Karyono mengatakan, ada kekecewaan yang besar terhadap Jokowi karena dianggap telah mengkhianati cita-cita reformasi. Apa yang dikerjakan Jokowi dianggap justru berlawanan dengan keinginan rakyat.
"Jokowi inkonsisten, mengkhianati, yang dulu siap untuk menegakkan HAM, menuntaskan kasus kasus HAM, tapi justru yang terjadi sebaliknya, itu juga menjadi catatan," kata Karyono kepada Akurat.co, Sabtu (16/3/2024).
"Makanya hati-hati, jangan diabaikan gerakan kampus dan civil society, itu saya pastikan akan membesar, ya sebelum terlanjur perbaiki diri," lanjutnya.
Karyono mengatakan, gerakan perlawanan dari masyarakat sipil akan semakin menguat dan membesar. Apalagi, banyak situasi dimana masyarakat semakin terbebani dengan meningkatnya harga bahan pokok.
"Ini sudah ditandai dengan meningkatnya harga-harga barang kebutuhan pokok, terjadi kelangkaan beberapa komoditas bahan pokok dan harganya terus menaik, tidak hanya beras, berbagai komoditas kebutuhan pokok melejit, apakah ini syok ekonomi, kan anomali, masalahnya pemerintah sudah impor banyak, tapi kenapa harga beras masih tinggi," ucapnya.
Jika situasi tersebut semakin parah, Karyono memprediksi akan ada gerakan masyarakat secara besar-besaran yang menentang pemerintahan Jokowi dan sulit dibendung meskipun telah berlindung dibalik kekuatan TNI dan Polri.
"Jadi ini nanti akan terjadi pertemuan antara kondisi sosial politik, dan ekonomi, kalau itu sudah bertemu nanti akan menjadi gelombang besar yang mungkin Jokowi sulit untuk membendung, meskipun dia berlindung dibalik TNI dan Polri, jadi sebelum ini terlanjur maka koreksi diri dan berbenah dirilah," ujarnya.
Karyono memprediksi, wujud gelombang besar itu tak bisa jadi serupa dengan gerakan reformasi. Ia pun menyebutnya sebagai gerakan reformasi jilid dua.
"Bisa jadi gerakan reformasi jilid kedua, itu bisa terjadi, kalau orde baru jilid dua sudah bangkit, bisa kok. Ini kan orde baru jilid kedua nih, yang baru-baru ini, apalagi nanti kalau berkuasa, hampir dipastikan itu kelihatannya orde baru jilid dua dengan format baru," tuturnya.
Karyono menilai, saat ini sudah banyak gejala yang mengarah pada kondisi tersebut. Karenanya, ia mengingatkan Jokowi untuk berbenah diri sebelum semuanya terjadi.
"Gejala-gejala sudah mulai muncul, ketidakpuasan masyarakat meningkat, penegakan hukum tumpul, mafia peradilan terjadi dimana-mana, kesenjangan ekonomi, kalau itu terjadi ya people power bisa terjadi," pungkasnya.