Pemerintah tancap gas dan mencetak rekor dana bantuan sosial alias bansos. Pencairannya sangat dekat dengan pesta demokrasi, yaitu pemilu di Februari 2024.
Rupanya pemulihan ekonomi yang terjadi 2 tahun terakhir tak membuat pemerintah percaya diri. Di tahun politik ini, bansos bahkan di atas angka sepanjang tahun pandemi.
Saat itu kondisi ekonomi dan kesehatan masyarakat berada di titik terendah. Periode 2020 sampai 2022 adalah anggaran bansos yang memasukkan program pemulihan ekonomi nasional.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani bilang anggaran bansos 2024 terbentuk dengan melibatkan partai politik yang ada di DPR. Bansos masuk dalam Undang-Undang APBN yang disetujui DPR.
Guyuran bansos memakai uang negara di sorot karena cair saat sejumlah indikator ekonomi sedang baik-baik saja.
Sebut saja pertama, tingkat kemiskinan di Indonesia yang terus melandai bahkan kini sudah di bawah saat sebelum pandemi.
Kemudian angka pengangguran juga membaik. Terakhir di 2023 rasionya 5,4% padahal saat pandemi melambung di atas 6%.
Terakhir adalah inflasi yang dekat dengan naik turunnya harga kebutuhan masyarakat. Nyatanya sepanjang tahun lalu inflasi berhasil sesuai target. Bahkan tahun ini Bank Indonesia juga berupaya mengendalikan inflasi tetap di bawah 3%.
Bansos tahun ini bahkan diperkirakan membengkak lebih dari yang sudah disepakati dalam APBN. Ada tambahan sekitar Rp 11,25 triliun karena muncul Program Pengganti El Nino, artinya anggaran bansos bisa jebol sampai Rp 508 triliun, tertinggi sepanjang sejarah.
Bansos menjadi belanja terbesar pemerintah bagi masyarakat bawah, tetapi perlu diingat bahwa konsumsi rumah tangga yang menggerakan ekonomi selama ini lebih bergantung pada kelas menengah. Kelompok menengah jadi tulang punggung karena belanja dan pemasukan pajak negara.