Mahfud MD menggelar prosesi perpisahan dengan staf Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam, setelah resmi menyatakan mundur kepada Presiden Joko Widodo Kamis kemarin (1/2).
Dalam pidato perpisahannya, Mahfud menjamin aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di Kemenko Polhukam tidak melanggar prinsip netralitas.
"Dengan mereka saya terus bekerja (selama empat tahun menjabat Menko Polhukam), dan mereka sangat profesional, tidak ikut-ikutan di dalam urusan politik," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (2/2).
Mahfud tak memungkiri, kerja kelembagaan negara diawasi oleh intelijen-intelijen yang ditugaskan negara.
"Saya tahu di berbagai lini ada intel, dan mereka tahu di sini semuanya netral. Dan mereka tidak ada turun tangan atau intervensi ke sini. Dan sekarang pun di antara ini ada intel juga. Enggak apa-apa, itu tugas negara," kata Mahfud yang disambut gelak tawa para staf Kemenko Polhukam.
Dia mengaku tak mempersoalkan kerja-kerja intelijen dalam mengawasi kerja-kerja aparat lembaga negara. Justru, dia sangat senang apabila diikuti intelijen.
"Waktu saya jadi Menhan dulu, intel itu adalah keperluan negara untuk melindungi negara. Oleh sebab itu, saya suka ke mana-mana kalau diikuti intel, itu saya suka dan merasa perlu diikuti intel, agar yang saya sampaikan terekam benar-benar," kata Mahfud.
"Dan itu sudah saya tunjukkan. Kemenko Polhukam alhamdulillah netral, tidak ada cawe-cawe dalam urusan politik. Saudara harus independen," demikian Mahfud menambahkan.
Sikap mundur Mahfud dari jabatan Menko Polhukam, ditengarai dirinya menjadi calon wakil presiden (cawapres) 2024, mendampingi Ganjar Pranowo yang ditunjuk PDI Perjuangan sebagai capres.
Ganjar dan Mahfud tercatat sebagai peserta pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang mendapat nomor urut 3. Pasangan ini diusung PDIP, PPP, Partai Hanura, dan Perindo.