Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati pasang badang terhadap tindakan aparat TNI dan Polri yang menurutnya telah melakukan intimidasi terhadap pendukung capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
Hal itu ditegaskan Megawati dalam pidato politik di Kampanye Akbar Ganjar-Mahfud di Stadion Gelora Bung Karno.
Mega mengaku tak terima, jika anggota TNI dan Polri sewenang-wenang terhadap simpatisan PDIP dan pendukung Ganjar-Mahfud.
"Eh-eh-eh. Panglima itu siapa ya? Ibu gak takut, hati ibu, enak saja anak orang dipanggil Polisi, tahu gak Pak Aiman? Enak saja anak orang dipanggil-panggil. Kemarin di Gunung Kidul, enak saja," kata Mega.
Ia mengatakan kalau ia adalah Presiden RI ke-5 dan pernah menduduki sebagai Panglima TNI di republik ini.
"Jelek-jelek begini saya Ketua Umum PDIP, kamu Polisi, TNI dan ASN jangan sekali-kali lagi, mulai hari ini," ancamnya.
"Eh lo apa? Pangkat lo apa si? Jenderal? Jelek-jelek begini saya pernah panglima tertinggi loh!tidak pernah terhapus loh, saya ini Presiden Kelima RI, dan saya juga pernah wapres loh. Enak aja, anak-anak saya dibegitukan. Karena mereka takut kalah, mereka pasti kalah oleh kita dalam satu putaran. Sanggup apa tidak?," pungkasnya.
Megawati juga menganggap masalah intimidasi aparat sudah kenyang. Karena ia sudah terjun di politik sudah sejak muda.
"KPU, Bawaslu ke mana kamu? Pakai kata-kata pengawas tapi yang diawasi siapa? Uh! ibu ini pengalaman dibikin kaya gini sudah dari sejak Bung Karno sudah dijatuhkan, untuk urusan begini-begini masa sekarang jangan lagi, ini sudah merdeka. Iya kan tapi kalau pakai jenderal, yang disuruh kan kroco-kroconya. Kasihan dia. Cuma dirangkul saja, jangan ngomong keras-keras kuping kita juga denger kok,"
"Di sini, ada polisi enggak, ayo berani opo enggak? Masak polisi mau dibelah-belah, ada polisi baik, ada polisi takut, ada yang karena enggak ngerti, hanya karena siap-siap ndan! Padahal dia ga ngerti perintahnya opo,"
"Republik ini dibuat dari darah dan air mata. Berapa yang meninggal, berapa yang tidak diketahui kuburannya, tapi mereka ikhlas, mereka ingin suatu saat kita punya negara yang merdeka dan berdaulat yang dipimpin oleh pemimpin yang mengayomi, yang bijaksana, yang mencintai seluruh rakyatnya,"
"Ada gak sekarang yang kaya gitu?" tanya Mega.
"Yang lagi jadi….la ilahaillaloh muhamadaurosululah, mbok ya, saya liatin aja, sudah lah pak polisi, tentara, kamu pensiun juga makan di warung kok," sindirnya.