Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengonfirmasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat meminta kepadanya untuk memfasilitasi pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Pernyataan tersebut merespons pemberitaan sejumlah media mengenai pernyataan pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie yang menyebut Raja Keraton Yogyakarta itu diminta melobi pertemuan antara Jokowi dan Megawati.
"Betul, tapi, kan, saya nunggu presiden. Kan, saya akan menjembatani, ya, terserah presiden," kata Sultan, Senin (12/1).
Sultan menyebut saat ini dirinya masih menunggu arahan selanjutnya dari Jokowi perihal rencana pertemuan kepala negara dengan Presiden RI ke-5 itu.
"Ya nunggu, kalau memang presiden memerlukan, ya saya bersedia. Kalau enggak ya enggak apa-apa. Udah itu aja," kata dia.
Lebih lanjut, Sultan juga menekankan rencana menemui Megawati datang dari inisiatif Jokowi pribadi. Ia juga enggan memburu-buru agar pertemuan itu lekas terjadi.
"Yang ambil inisiatif kan Bapak Presiden sendiri, ya terserah Bapak Presiden, mau perlu ketemu Mbak Mega yang mau saya fasilitasi, enggak. Kalau bisa ketemu sendiri kan syukur," lanjutnya.
Tanggapan Istana
Menanggapi wacana pertemuan Jokowi dan Megawati, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut hingga saat ini belum ada rencana atau jadwal pertemuan antara Jokowi dan Megawati.
"Sampai saat ini belum ada rencana atau jadwal bertemu," kata Ari saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (13/2).
Namun demikian, Ari menegaskan bahwa Jokowi selalu membuka kesempatan untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan para tokoh-tokoh bangsa. Apalagi dengan niat untuk kebaikan dan kemajuan bangsa Indonesia.
"Inisiatif pertemuan bisa muncul dari mana saja, tapi yang paling penting adalah silaturahmi antar tokoh bangsa pasti akan bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara," lanjutnya.
Respons PDIP
'Kecurangan' Yang Sedang dan Akan Terjadi, Apa Saja? Simak!
Politikus PDIP Aria Bima juga ikut merespon pengakuan Sultan itu.
Aria mengatakan Sultan merupakan salah satu tokoh yang jarang menyampaikan sesuatu ke publik.
Ia menilai pengakuan itu disampaikan Sultan lantaran kondisi politik tanah air saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Saya kira ada satu perkembangan atau sesuatu yang sudah kebangetan. Sultan itu tidak biasa, kalau Sultan sudah turun itu kalau orang Jawa bilang ada sesuatu yang memang sudah tidak bisa lagi dibiarkan dan ditolerir demi rakyatnya," kata Arya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (13/2).
Menurutnya, kritik dari para rohaniawan, budayawan, hingga para akademisi yang tidak didengarkan oleh pemerintah membuat kondisi semakin memprihatinkan.
Berangkat dari kondisi itu, kata dia, Sultan pun melontarkan sebuah pernyataan ke publik terkait pertemuan antara Jokowi dan Megawati.
"Kalau Sultan sudah menurunkan sayur lodeh berarti ada sesuatu yang memang para petogo guru, para pujangga ini turun ini ada sesuatu yang diprihatinkan," ujarnya.