Puluhan guru besar dan alumni Universitas Indonesia (UI) mengguncangkan halaman rektorat dengan keprihatinan mendalam terhadap rapuhnya tatanan hukum dan demokrasi di era Jokowi menjelang Pemilu Serentak 2024.
"Kami, Sivitas Akademika UI, prihatin atas hancurnya etika bernegara dan bermasyarakat. Korupsi dan nepotisme merampas akses keadilan kelompok miskin terhadap pendidikan, kesehatan, dan layanan publik," ungkap Prof. Harkristuti Harkrisnowo, Ketua Dewan Guru Besar UI.
Harkristuti menyoroti keserakahan pembangunan tanpa dasar akademik, yang mengakibatkan punahnya sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati.
"Mereka lupa bahwa di hutan dan sungai ada kehidupan, flora-fauna, dan kebudayaan masyarakat adat," tambahnya.
Dalam aksi long march dari Balai Sidang menuju Halaman Rektorat, guru besar mengenakan toga dengan nyanyian Hymne Guru Besar, Hymne UI, dan Lagu 'Maju Tak Gentar' memenuhi udara.
Sebuah perlawanan akademik yang menciptakan gelombang kesadaran akan perlunya menjaga nilai-nilai demokrasi dan keadilan di negeri ini.