Kampanye Cawapres Nomor Urut 3 Mahfud MD yang menyinggung kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J mendapat respons dari aktivis Irma Hutabarat.
Irma yang merupakan Caleg DPR-RI Sumut 2 asal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini buka suara lantaran sempat membantu menangani kasus Brigadir J hingga akhirnya Ferdy Sambo dipenjara.
“Kamaruddin Simanjuntak datang ditemani Irma Hutabarat bersama keluarga Yosua nangis depan saya, sampai Pak Tua tuh nanya ke saya Inang pernah nangis, Inang pernah dateng?” kata Irma Hutabarat dikutip dari kanal YouTube Irma Hutabarat – HORAS INANG, Jumat (2/2).
“Lah kan saya datengnya sama abang Martin sama ibu Yulia sama Kamaruddin sama banyak banget ada opung Nelson, lalu juga ada Yohanes Raharjo jadi kita tuh dateng berombongan pada waktu itu,” sambungnya.
Menurut Irma, apa yang disampaikan Mahfud MD di hadapan para pendukungnya saat kampanye adalah sebuah kebohongan.
Irma lalu mengungkapkan sejumlah kebohongan yang disampaikan oleh Mahfud MD, seperti soal waktu pertemuan, pihak keluarga Brigadir J yang nangis-nangis, hingga ketidakpercayaan soal pembunuhan.
“Satu yang dikatakan oleh Mahfud itu adalah bohong, dua Mahfud ngarang soal waktu, tiga tidak ada kedatangan saya bersama Kamaruddin Simanjuntak dan keluarga Yosua menangis-nangis di depannya,” kata Irma.
“Lalu juga soal menyatakan bahwa kami tidak percaya soal pembunuhan itu nggak masuk akal, karena kami datang itu tanggal 1 Februari 2023,” sambungnya.
Dari pernyataan yang disampaikan Mahfud MD tersebut, Irma menilai bahwa cawapres nomor urut 3 tengah mengalami kekacauan memori.
Bukan itu saja, Irma menduga jika Mahfud MD sedang mengambil kredit agar bisa dikenang berjasa besar di kasus Ferdy Sambo terkait pembunuhan Brigadir J.
“Apakah ini ada kekacauan dalam memori atau kalau saya bilang bisa jadi mungkin ingin mengambil kredit bahwa sebetulnya yang teriak-teriak soal Josua itu adalah Mahfud MD dan itu adalah bohong besar,” tegas Irma.