Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwasanya beliau mengatakan di antara tanda-tanda terjadinya kiamat adalah diangkatnya orang bodoh sebagai pemimpin.
Di mana, si pemimpin berbicara tanpa adanya landasan ilmu sehingga dapat membawa pada kesesatan.
Kehadiran mereka ini pun menjadi ketakutan tersendiri bagi Rasulullah SAW, selain Dajjal. Selain itu, di hari akhir juga akan muncul tokoh-tokoh atau pemimpin yang menyesatkan.
Di dalam hadis para tokoh itu disebut dengan istilah 'Aimmatan Mudhillin', yakni para pemimpin, pejabat pemerintah yang buruk, dan pemuka agama yang buruk.
Tidak dapat dibayangkan bagaimana dampak yang akan terjadi jika ada seseorang yang dijadikan pemimpin, namun justru menyesatkan. Sedangkan mereka harus mengurusi masyarakat yang jumlahnya tidak sedikit.
Untuk mengetahui penjelasannya secara lebih lengkap, berikut sebagaimana dirangkum dari laman dream.co.id.
Ketakutan Rasulullah pada Pemimpin Sesat
Kemunculan pemimpin yang menyesatkan ternyata menjadi ketakutan bagi Rasulullah SAW, selain Dajjal. Dalam hal ini, beliau sangat mengkhawatirkan tentang umatnya.
"Dahulu saya pernah berjalan bersama Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda, 'Sungguh bukan Dajjal yang aku takutkan atas umatku'. Beliau mengatakan tiga kali, maka saya bertanya: 'Wahai Rasulullah, apakah selain Dajjal yang paling Engkau takutkan atas umatmu?' Beliau menjawab: 'Para tokoh (pemimpimn) yang menyesatkan'." (HR. Ahmad)
Dikutip dari laman NU Online, di tengah kehidupan para ulama, ada di antaranya yang menyesatkan umat. Mereka menggunakan fatwa yang menjerumuskan umat.
Mereka juga menguasai dalil, tapi dimanipulasi agar sesuai dengan hawa nafsunya. Rasulullah SAW pun mengingatkan umatnya:
"Sesungguhnya yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah para pemimpin yang menyesatkan." (HR. Ad-Darimi dalam shahihnya dari hadis Tsauban, Imam Abu Dawud al-Thayalisi dari hadis Abu Darda')
Sabda Nabi dan Faedahnya
Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Rasulullah SAW menyampaikan tentang datangnya tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Hal ini pun harus diwaspadai oleh setiap orang. Berikut adalah sabda beliau SAW:
"Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara: 'Ada yang bertanya', 'Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?' Beliau menjawab: 'Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas'." (HR. Ibnu Majah)
Melalui hadis di atas, Syaikh Ahmad Al-Misry, yakni ulama asal Mesir mengatakan bahwa ada dua faedah dari hadis tersebut:
Bahayanya berbicara tanpa ada landasan ilmu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya." (QS. Al-Isra: 36).
Jalan keluar saat menghadapi kondisi tersebut adalah dengan kembali kepada ilmu dan ulama-ulama yang lurus. Bukan kepada ulama Su' atau ulama buruk.
Munculnya Ruwaibidhah yang Sebabkan Perpecahan
Kemunculan Ruwaibidhah menjadi salah satu dari tanda kiamat. Mereka datang dengan melakukan dusta pada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta menyebabkan perpecahan umat.
Bicara mereka yang berisi dusta itu tentu saja memberikan dampak buruk yang sangat besar. Apa yang mereka ucapkan, tidak memiliki dasar yang pasti dan tidak melibatkan ilmu agama di dalamnya.
Bagaimana jika orang seperti itu diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin? Di mana ada banyak masyarakat yang harus diurus.
Sedangkan masyarakat pastinya berharap memiliki pemimpin yang amanah, adil, berpihak pada masyarakat, dan tanggung jawab dengan janjinya. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari sisi Allah adalah seorang pemimpin yang zalim." (HR. Tirmidzi).