Sudah terukir dalam sejarah jika Soekarno dan Hatta lah yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan.
Namun siapa sangka jika ada sosok lain yang konon menjadi proklamator pertama RI dalam memerangi penjajahan di tanah air.
Namun mirisnya tak seperti Soekarno-Hatta, sosok tersebut justru baru dinobatkan sebagai pahlawan berpuluh tahun kemudian. Seperti apa? Simak ulasan berikut.
Dilansir dari akun TikTok @sejarahseru.id, dia lah Nani Wartabone. Seorang pejuang revolusioner yang bergerilya di wilayah Gorontalo.
Ia lahir dari keluarga terpandang. Ibunya seorang keturunan kerajaan sementara ayahnya bekerja pada pemerintahan Belanda.
Namun meski demikian, ia memiliki pehamaman sendiri tentang tanah air dan kemerdekaan yang harus direbut dari Belanda, tempat ayahnya tersebut bekerja.
Bersama para pemuda lainnya, ia membentuk sebuah organisasi kemerdekaan bernama Jong Gorontalo di Surabaya pada 1923.
Jadi proklamator pertama RI
Pada tahun 23 Januari 1942 atau yang dikenal sebagai Hari Patriotik, Nani Wartabone mendengar jika penjajah Jepang telah menduduki Manado sementara Belanda lari tunggang langgang ke daerah lain.
Pada hari itu pula menjadi sejarah pergerakan para pahlawan yang ada di Gorontalo dalam mengusir penjajah. Ia dan para pejuang lain berusaha merebut kemerdekaan yang selama ini diidam-idamkan.
Ia dan para pejuang lain berupaya mencegah adanya pembakaran dari tempat yang ditinggalkan oleh Belanda. Hingga pada akhirnya bendera merah putih berhasil dikibarkan.
Pada saat itu ia pun memproklamirkan jika Indonesia telah merdeka dan bebas dari negara mana pun. Hal ini yang mendasari jika Nani Wartabone adalah proklamator pertama Indonesia.
Namun diketahui jika Seokarno dan Hatta mengumumkan kemerdekaan nasional pada 17 Agustus 1945 atau 3 tahun setelahnya.
Mirisnya, konon Nani Wartabone baru mendapat gelar pahlawan pada tahun 2003 silam atau 60 tahun setelah peristiwa Hari Patriotik terjadi.
Diketahui jika pada tahun 1945, Indonesia memproklamirkan diri telah merdeka dari penjajahan yang kemudian pemerintah dipimpin oleh Soekarno sebagai Presiden dan Hatta menjadi wakilnya.***