Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, mengomentari gerakan 'salam 4 jari' yang menargetkan untuk tidak memilih Paslon nomor urut 2.
Menurut Nusron, gerakan tersebut merupakan bentukan kepanikan rival Paslon 02 karena survei paslonnya tidak naik-naik.
"Namanya orang lagi panik, usaha boleh-boleh saja, itu kan bentuk rasa kepanikan,” ujar Nusron, Rabu, 31 Januari.
Nusron mengatakan, gerakan salam 4 jari itu dilakukan untuk memengaruhi elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2. Apalagi, survei terbaru Prabowo-Gibran sudah menyentuh angka 50 persen.
“Kalau nolak kan surveinya enggak naik. Gerakan-gerakan untuk menolak 02 kan sudah berbagai cara,” kata Nusron.
Diantaranya, lanjut Nusron, menggelontorkan isu politik dinasti, pelanggaran etik, tidak sopan kepada senior, joged tak ada gagasan. Namun faktanya, kata Nusron, survei Prabowo-Gibran justru makin menanjak.
“Macam-macam (gerakannya), tapi tren surveinya naik terus ya alhamdulillah. Kalau kayak gitu biarkan rakyat yang menilai ya," katanya.
Sebagaimana diketahui, gerakan salam 4 jari digagas dengan latar belakang keyakinan bahwa capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran tidak layak dipilih.
Penggagas gerakan tersebut menilai semakin banyak cara untuk memaksakan kemenangan Pilpres 2024 satu putaran untuk Prabowo-Gibran.
Penggagas salam 4 jari juga memandang banyak cara-cara kotor yang dilakukan oleh pihak tertentu agar pilpres putaran kedua tak dilaksanakan.
Atas dasar itu, gerakan salam 4 jari dibuat untuk mengajak masyarakat untuk memilih salah satu dari dua pasangan calon, yakni nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Mereka juga mengingatkan masyarakat untuk tidak golput dan mencoblos Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud demi mencegah Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024.