Debat cawapres 2024 berlangsung panas dan saling sindir. Salah satunya saat Gibran Rakabuming Raka mengkritik paparan Muhaimin Iskandar alias 'Cak Imin' ketika menyampaikan soal data petani dan pupuk.
Gibran menilai Cak Imin menyontek catatan yang sudah dibuat sebelumnya ketika menyampaikan paparannya.
"Baik terima kasih. Enak banget ya Gus jawabnya sambil baca catatan tadi," ujar Gibran sebelum memberikan tanggapan dalam debat cawapres 2024 yang digelar di JCC Senayan, Minggu (21/1/2024).
Penonton kompak bersorak saat Gibran menyampaikan sindirannya. Tak jarang juga yang terdengar tertawa saat Gibran menyinggung soal contekan catatan.
Kemudian, Gibran melanjutkan kepada konteks tanggapannya. Soal pupuk dan petani, Cak Imin menilai bahwa banyak petani memiiki uang, tetapi tak ada pupuk yang bisa dibeli.
Cak Imin juga mengatakan bahwa potensi pupuk organik sebagai salah satu bagian penting agar produksi pertanian semakin berkualitas.
Gibran mengatakan bahwa kuncinya adalah ekstensifikasi dan intensifikasi lahan.
"Tahun lalu kita sudah bangun pabrik pupuk di Fakfak. kuncinya untuk meningkatkan produktivitas yang kita harus genjot kawasan industri pupuk. Kita dekatkan pupuk dengan lahan-lahan pertaniannya. Otomatis produktivitas akan menigkat," kata dia.
Selain itu, ia juga mengatakan harus ada mekanisme yang baik untuk menggenjot produktivitas petani.
Cak Imin Balas Sindiran Gibran: Anda Cuma Ngulang
Muhaimin Iskandar, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1 membalas sindiran Gibran Rakabuming Raka dalam debat yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Sebelumnya Gibran menyindir Cak Imin karena melihat catatan dalam paparannya. Cak Imin pun kemudian membalas.
"Yang anda sampaikan mengulang apa yang saya sampaikan," kata Imin.
Menurut Imin, potensi pertanian di dalam negeri sangat besar. Hanya saja pemerintah tidak mengoptimalkan potensi yang sudah ada, baik secara pasokan maupun permintaan.
"Saya ingin memperdalam lagi bahwa petani kita ini potensinya besar sekali jumlah masih sangat besar, potensi tanah subur banyak, di sisi lain kita memiliki kebutuhan pangan pasar luar biasa," paparnya.
Menurut Imin, pemerintah tidak boleh diam melihat kondisi sekarang. "Jangan terlalu normatif mengatasi keadaan," tegas Imin.