Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir menyebut Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengarahkan jajarannya untuk mendukung paslon 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Gus Nadir menilai, tindakan PBNU tidak sesuai komitmen netralitas yang disampaikan Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.
Cendekiawan NU itu menyebut arahan untuk mendukung Prabowo-Gibran disampaikan langsung oleh Gus Yahya dan Rais Aam PBNU KH. Miftachul Achyar di Hotel Bumi, Surabaya.
PBNU mengumpulkan berbagai pengurus dalam kesempatan tersebut, mulai dari rais syuriyah, ketua tanfdiziyah, hingga ketua cabang dan wilayah.
"Kenapa PBNU yang di mulut mengatakan netral - lain di bibir lain di hati, lain di mulut lain di aksi - ternyata mengumpulkan pengurus lalu menjelaskan kenapa harus mendukung 02,” kata Gus Nadir dalam program “Gaspol” Kompas.com yang tayang pada Sabtu (20/1/2024).
"Arahan itu bertentangan dengan sikap netralitas Gus Yahya semenjak terpilih di Muktamar 2021. Itu yang jadi persoalan,” imbuhnya.
"Bahkan, Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Achyar menggunakan kalimat - saya sudah konfirmasi ke sejumlah kiai yang hadir di situ - saya kutip langsung kalimatnya, 'tolong sekali ini saja sama’an wathoo’atan'. Jadi harus mendengar dan taat,” ungkapnya.
Mantan Ketua Pengurus Cabang Istimewa NU (PCI NU) Australia-Selandia Baru itu menilai, langkah politik PBNU tidak terlepas dari kedekatan ormas tersebut dengan Joko Widodo yang dinilai mendukung Prabowo dan anaknya sendiri, Gibran Rakabuming Raka.
Gus Nadir menegaskan, ia mempermasalahkan mobilisasi dukungan PBNU bukan karena Prabowo-Gibran, melainkan karena komitmen netralitas.
Ia mengaku jika dukungan diarahkan ke 01 dan 03 yang mengusung tokoh NU, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, dirinya pun akan protes.
"Karena posisi PBNU netral kan. Jadi bukan persoalan 02 nya, arahan itu yang bertentangan dengan sikap netralitas Gus Yahya semenjak terpilih di muktamar," kata Gus Nadir.
Gus Nadir menduga, PBNU dikerahkan karena kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran terhenti, sehingga memperkecil peluang menang satu putaran.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul membantah ada arahan dari pimpinan organisasi agar mendukung Prabowo-Gibran.
Gus Ipul mengonfirmasi terdapat pertemuan pengurus PBNU di Surabaya. Namun, menurutnya, hal tersebut wajar mengumpulkan pengurus organisasi jelang pemilihan presiden.
"Semua organisasi juga melakukan pertemuan biasa-biasa saja, dan tidak ada pertanyaan, ini saja, harus nurut Rais Aam," kata Gus Ipul.