Amerika Serikat (AS) ternyata selama ini telah mengirim setidaknya 100 bom penghancur bunker BLU-109 ke Israel untuk mengempur Jalur Gaza.
100 bom BLU-109 ini mampu menembus jauh ke dalam struktur beton,kata media AS pada hari Jumat kemarin 1 Desember 2023.
Pengiriman bom penghancur seberat 2 ribu pon disertai dengan 15 ribu bom jenis lain dan 57 ribu peluru artileri senilai ratusan juta dolar, sebagian besar melalui pesawat kargo C-17 Angkatan Udara, dan berlanjut dalam beberapa hari terakhir ke Israel sejak perang terhadap Hamas dimulai pada 7 Oktober.
Pada saat yang sama, pemerintahan Biden telah meningkatkan tekanan pada Israel untuk menyatakan bahwa praktik penargetan mereka meminimalkan korban sipil.
“Saya menjelaskan bahwa setelah jeda, sangat penting bagi Israel untuk menerapkan perlindungan yang jelas bagi warga sipil, dan untuk mempertahankan bantuan kemanusiaan di masa depan,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Namun, beberapa analis keamanan menunjukkan pengiriman bom semacam itu ke Israel tidak sejalan dengan seruan yang dibuat para pejabat senior AS, termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken, untuk melindungi warga sipil dan meminimalkan korban jiwa.
Pejabat Pentagon menolak memberikan rincian spesifik mengenai jenis dan jumlah senjata yang dikirim ke Israel.
Bom penghancur bunker salah satu amunisi yang digunakan militer AS di Irak, Afghanistan, Suriah, Somalia dan Libya untuk menyerang kelompok besar sasaran musuh di sebagian besar lingkungan terbuka, WSJ melaporkan.
Bom BLU-109 mendapatkan namanya karena kemampuannya menembus dan menghancurkan benteng beton.
Sebaliknya, operasi Israel di Gaza sebagian besar melibatkan pertempuran darat dan serangan udara terhadap bangunan-bangunan di lingkungan perkotaan yang padat penduduknya.
Mereka mungkin berupaya menargetkan jaringan terowongan bawah tanah Hamas yang luas dengan bom BLU-109.
Selain bom BLU-109, AS juga mengirimkan 5.000 bom terarah Mk82, lebih dari 5.400 bom Mk84 dengan hulu ledak 2.000 pon, sekitar 1.000 bom berdiameter kecil GBU-39 dan sekitar 3.000 JDAM, perlengkapan yang dapat ditambahkan ke amunisi terarah untuk memberi mereka kemampuan serangan yang presisi.
Israel kembali melakukan operasi militer dengan melakukan serangan udara ke Jalur Gaza setelah gencatan senjata dengan Hamas terakhir, Jumat 1 Desember 2023.
Pertempuran sengit terjadi di Jalur Gaza, ketika militer Israel melanjutkan operasi tempur melawan Hamas setelah upaya untuk memperpanjang gencatan senjata gagal.
Operasi militer diimulai erjadi sekitar pukul 7 pagi waktu setempat (05:00 GMT), ketika batas waktu jeda selama seminggu telah berlalu.
Serangan udara Israel dilaporkan terjadi di wilayah kota selatan Rafah dan Khan Younis , dengan kematian tercatat di kedua tempat tersebut, menurut pejabat rumah sakit
Serangan Israel terhadap rumah-rumah dan bangunan di Jalur Gaza telah menewaskan puluhan orang, menurut pejabat kesehatan di sana, ketika pertempuran kembali terjadi pada hari Jumat hanya beberapa menit setelah kesepakatan gencatan senjata sementara berakhir.
Serangan Israel menyebabkan lebih dari 170 warga Palestina tewas setelah negosiasi mengenai pembebasan sandera lebih lanjut gagal dalam semalam.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan bahwa 178 warga Palestina telah tewas dan 589 luka-luka di Gaza sejak Israel melanjutkan pemboman pada Jumat pagi, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Pertempuran itu mengakhiri gencatan senjata tujuh hari, yang mana 80 sandera Israel dan 24 warga asing dibebaskan oleh Gaza, sementara Israel membebaskan 240 tahanan Palestina dari penjara-penjaranya.
Bantuan kemanusiaan yang terbatas telah disalurkan ke Gaza, karena makanan, air dan obat-obatan masih sangat terbatas.
Pemboman Israel selama berminggu-minggu dan kampanye darat telah menyebabkan lebih dari tiga perempat dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi dan kehilangan tempat tinggal, yang menyebabkan krisis kemanusiaan.