Indonesia Corruption Watch (ICW) mengingatkan Firli Bahuri tak mangkir dari panggilan pemeriksaan Polda Metro Jaya.
Firli kini tak bisa mencari-cari alasan untuk berhalangan hadir setelah diberhentikan sementara dari KPK.
"Dulu, sewaktu masih menjabat sebagai Ketua KPK, Firli Bahuri memiliki segudang alasan untuk mangkir dari panggilan Penyidik Polda Metro Jaya," kata peneliti ICW, Kurnia Ramadhana dalam keterangannya, Jumat (1/12).
Sebab, Polda Metro Jaya menjadwalkan panggilan pemeriksaan terhadap Firli Bahuri, pada hari ini, Jumat (1/12). ICW mendesak Firli tak mangkir dari panggilan pemeriksaan aparat kepolisian, setelah menyandang status tersangka kasus dugaan korupsi dan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
"Saat ini karena sudah tidak lagi menjabat sebagai Ketua KPK, maka ICW mendesak agar Firli menghadiri pemeriksaan sebagai tersangka di Bareskrim Polri," tegas Kurnia.
Selain itu, agar proses pemeriksaan dalam penyidikan berjalan lancar dan cepat, ICW juga mendorong Polda melakukan penahanan terhadap Firli Bahuri.
"Hal ini penting guna mencegah Firli melarikan diri atau menghilangkan barang bukti," ucap Kurnia.
Sebagaimana diketahui, Firli Bahuri telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi termasuk pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Firli disangkakan melanggar Pasal 12 huruf e, Pasal 11 atau Pasal 12 B Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) jo Pasal 65 ayat 1 KUHP. Firli terancam pidana penjara seumur hidup.
Dalam proses ini, Firli melalui tim kuasa hukumnya Ian Iskandar telah mendaftarkan Praperadilan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Jumat, 24 November 2023 untuk mempertanyakan proses penegakan hukum yang dikerjakan Polda Metro Jaya. Firli menggugat Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto.
Permohonan Praperadilan tersebut telah teregister dengan nomor perkara: 129/Pid.Pra/2023/PN JKT.SEL. Klasifikasi perkara adalah sah atau tidaknya penetapan tersangka. Perkara tersebut akan diperiksa dan diadili oleh hakim tunggal Imelda Herawati, yang akan digelar pada Senin, 11 Desember 2023 mendatang.