Tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang sedang 'bertugas' di Jalur Gaza mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan yang merupakan sumbangan dari donatur.
Sejak perang Israel-Palestina meletus di Gaza pada 7 Oktober 2023, banyak restoran dan individu telah menyumbangkan makanan kepada tentara Israel. Namun, menurut dokter, penyimpanan makanan, transportasi, dan persiapan yang buruk telah menyebabkan peningkatan penyakit pencernaan seperti diare parah dan demam tinggi di kalangan tentara IDF.
"Diare telah menyebar di kalangan tentara di selatan (Israel), di berbagai wilayah konsentrasi, dan kemudian menyebar di antara tentara yang berperang di Gaza," ujar Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Assuta Ashdod, Dr Tal Brosh, seperti dilaporkan oleh Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, Selasa (5/12/2023).
"Kami mendiagnosis infeksi bakteri Shigella yang menyebabkan disentri, penyakit ini sangat berbahaya dan menyebar di kalangan tentara di Gaza," lanjut dia.
Dr Brosh menambahkan, merebaknya penyakit ini berdampak pada kondisi prajurit dan pelaksanaan operasi tempur. Ia pun mengatakan, penyakit ini menyebabkan tentara Israel yang berada di garda depan tidak dapat diterjunkan untuk berperang.
"Jika infeksi menyebar di antara 10 tentara di kompi infanteri, dan mereka mengalami demam mencapai 40 derajat Celsius, dan mereka mulai mengalami diare setiap 20 menit, maka mereka tidak lagi sehat untuk berperang dan mereka membuat diri mereka terkena risiko kematian," kata Dr Brosh.
Sebanyak 2.000 tentara Israel telah menerima bantuan psikologis sejak pecahnya perang pada 7 Oktober. Kondisi psikologis 200 tentara Israel terganggu selama tiga minggu pertama serangan darat di Jalur Gaza yang diluncurkan pada tanggal 27 Oktober.
"Antara 75 persen hingga 80 persen dari 2.000 tentara ini, yang diklasifikasikan sebagai korban luka dalam pertempuran, telah berhasil kembali ke unit mereka di lapangan," kata Otoritas Penyiaran Israel dalam sebuah pernyataan, dilaporkan Anadolu Agency, Senin (4/12/2023).
Sebagai bagian dari perawatan psikologis yang ditentukan oleh otoritas medis tentara, mereka disarankan untuk mengintegrasikan kembali tentara yang terkena dampak psikologis ke dalam aktivitas sesegera mungkin. Sejak 7 Oktober, tentara Israel telah mendirikan dua pusat kesehatan mental di bagian selatan negara tersebut.
Selain itu, militer Israel menyediakan hotline khusus yang dapat digunakan tentara untuk mengakses psikolog dan psikiater. Pada Senin, militer Israel melaporkan bahwa jumlah tentara mereka yang tewas sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 401 tentara dan perwira.