Komjen (Pol), Dharma Pongrekun menjelaskan terkait penyebaran nyamuk Wolbachia bisa membahayakan kesehatan individu, keamanan dan pertahanan bangsa dan negara.
“Dampak dari nyamuk ini adalah penyakit Japanese Ensepalitis (JE) atau radang otak. Vaksin dan obatnya sudah ada, program dan anggaran sudah ada,” ujar Dharma dalam keterangannya, Minggu, (26/11/2023).
Pongrekun menegaskan bahwa semua sudah didesign oleh globalis untuk menguasai manusia, dan seluruh negara di dunia.
“Bangsa kita diujung kehancuran, tapi elit politik hanya haus kekuasaan yang dikendalikan asing. Karena tidak tahu. Ini program berbahaya. 240 juta itu nyamuk bionik. Presiden Jokowi harus menghentikan,” tegasnya.
Kaum globalis menurut Pongrekun menjalankan 3 program pokoknya yaitu money, power dan kontrol populasi.
Ia menjelaskan kesehatan adalah persoalan ketahanan nasional paling akhir. Isu kesehatan dimainkan untuk mengintervensi tubuh manusia.
“Big Pharmacy yang menguasai dunia bertujuan untuk mengendalikan setiap individu, saat ini pakai nyamuk bionik dikontrol oleh gelombang menjadi senjata untuk menyasar setiap individu,” jelasnya.
“Semua by design, kita semua terbutakan karena tak mampu mengantisipasi. Buat masalah ciptakan reaksi berikan solusi. Itu agenda globalis. Ini program mereka menuju percepat digitalisasi,” sambungnya.
Menurut Pongrekun ini ada kaitannya dengan UU Kesehatam Omnibus law dan UU Cipta Kerja yang semakin menjerat Indonesia dalam utang luar negeri.
Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia menyampaikan keprihatinan yang mendalam terkait adanya program Pemerintah berupa penyebaran telur nyamuk Aedes Aegypti yang terpapar bakteri Wolbachia dalam jumlah jutaan.