Simak update perang Israel-Hamas di Gaza, Palestina.
Jumlah korban pembantaian yang dilakukan oleh militer Israel di Gaza hingga kini mencapai 11 ribu orang lebih, di antaranya ada 7 ribu lebih anak dan perempuan.
Salah satu yang bikin miris adalah Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza yang harus menguburkan ratusan pasien meninggal di kuburan massal.
Sebanyak 37 bayi terancam kehilangan nyawa karena rumah sakit Al-Shifa, Gaza, kehabisan bahan bakar untuk menyalakan inkubator.
Direktur rumah sakit tersebut mengatakan 179 jenazah dikebumikan bersama di halaman saat pasukan Israel mengepung fasilitas tersebut.
Diketahui, ribuan warga Palestina terjebak di rumah sakit tersebut.
"Ada mayat berserakan di kompleks rumah sakit. Tidak ada lagi listrik di kamar mayat," kata Direktur RS Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya kepada AFP, Selasa (15/11/2023).
"Kami terpaksa menguburkan mayat-mayat tersebut di kuburan massal," kata dia.
Sejauh ini, 179 mayat dikuburkan di halaman rumah sakit, termasuk tujuh bayi dan 29 pasien perawatan intensif.
Pasien-pasien tersebut meninggal sejak bahan bakar habis pada Sabtu minggu lalu.
Tentara Israel diketahui telah mengepung RS yang terbesar di Jalur Gaza tersebut.
Israel mengatakan lokasi rumah sakit tersebut berada di atas terowongan dan pusat komando yang digunakan oleh Hamas, yang menguasai Gaza.
Hamas telah membantah ada pejuang yang hadir dan mengatakan 650 pasien dan 5.000 hingga 7.000 warga sipil yang mengungsi terjebak di dalam halaman rumah sakit dan terus-menerus diserang oleh penembak jitu dan drone.
Jumlah korban meningkat
Hamas mengatakan jumlah korban tewas akibat perang yang sedang berlangsung mencapai 11.240 pada Senin (13/11/2023) di daerah kantong Palestina tersebut.
Perang Hamas vs Israel terbaru sudah berlangsung lebih dari lima pekan sejak pecah pada 7 Oktober 2023.
Dikutip dari kantor berita AFP, para korban tewas mencakup 4.630 anak-anak dan 3.130 perempuan, sedangkan 29.000 orang lainnya luka-luka.
Secara terpisah, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, ada puluhan jenazah di jalanan Gaza utara, tempat pertempuran paling sengit sedang berlangsung.
Presiden Biden Tegaskan RS di Gaza Harus Dilindungi
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Rumah Sakit Al-Shifa, fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza, "harus dilindungi.”
Staf di rumah sakit mengatakan mereka terkepung. Rumah sakit tersebut dibom berkali-kali dan penembak jitu Israel juga telah menembaki orang-orang yang meninggalkan gedung.
Israel membantah tuduhan itu dengan mengajukan klaim bahwa Hamas menggunakan jaringan terowongan di bawah rumah sakit. Namun, belum ada bukti apa pun terkait klaim tersebut.
Al-Shifa sudah kehabisan bahan bakar. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Minggu (12/11), rumah sakit tersebut "tidak lagi berfungsi sebagai rumah sakit.”
"Ini adalah harapan dan harapan saya bahwa akan ada tindakan yang tidak terlalu mengganggu,” kata Biden menanggapi laporan tersebut.
Israel Gelar Agresi Besar di Tulkarem Tepi Barat, Bawa Buldoser dan Drone
Tentara Israel (IDF) melakukan operasi militer besar-besaran di Tepi Barat, di tengah kampanye masif menghancurkan Hamas di Jalur Gaza.
Meski tidak ada Hamas di Tepi Barat, Israel menyerbu wilayah di bawah pemerintahan Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) itu.
Pada Senin (13/11/2023) malam dan Selasa (14/11/2023), IDF membunuh tujuh warga Palestina di kamp pengungsi Kota Tulkarem.
Menurut Rumah Sakit Pemerintah Thabet Thabet di Tulkarem, dua orang; Walid Naseem Masei (26) dan Abed M'uarek (28), terbunuh oleh peluru IDF di Tulkarm.
Sebelumnya, sumber medis di rumah sakit itu melaporkan, tiga pemuda terbunuh setelah IDF menjatuhkan bom melalui drone pada hari ini, Selasa (14/11/2023).
Tiga warga Palestina yang terbunuh dalam ledakan bom itu yaitu Saeed Suleiman Youssef Abu Tahoun (24), Jihad Khaled Muqbil Ghanem (27), dan Musab Omar Ahmed Al-Ghoul (21), seperti diberitakan AA.
Pada Senin (13/11/2023) malam, IDF membunuh dua pemuda Palestina dalam serangan militer di kamp pengungsi Tulkarem.
Dua pemuda itu diidentifikasi sebagai Mahmoud Ali Hadayda (25) dan Hazem al-Hosary (28).
Menurut koresponden WAFA, unit khusus Israel menerobos masuk ke kota, memicu konfrontasi dengan pemuda, di mana Mahmoud Ali Hadayda dan Hazem al-Hosary ditembak di dada.
Mereka kemudian dibawa ke rumah sakit, di mana mereka dinyatakan meninggal.
Sementara itu, seorang warga Palestina dibunuh di dekat Kota Hebron oleh tentara Israel karena dugaan percobaan penikaman.
WAFA melaporkan pasukan Israel membiarkannya mengalami pendarahan dan tidak mengizinkan tim medis mendekatinya sampai kematiannya.