Mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan, menyindir perilaku Ketua KPK Firli Bahuri yang menutupi wajahnya dengan tas laptop dan bersembunyi dalam mobil agar tak terlihat oleh wartawan usai diperiksa atas dugaan pemerasan Syahrul Yasin Limpo.
Menurut Novel, Firli tak punya rasa malu selaku pejabat publik terlebih pimpinan lembaga anti rasuah. Dia menilai KPK sudah dirusak petingginya sendiri.
"Rusak KPK gara-gara pejabatnya tidak punya rasa malu," kata Novel, Kamis (16/11).
Sebagai mantan pegawai KPK, Novel mengaku marah melihat kelakuan pensiunan Polri berpangkat bintang tiga tersebut. Selain merusak KPK, dia menuding Firli menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga anti rasuah.
Novel juga menuding Firli Bahuri memanfaatkan KPK untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Bukan untuk memberantas korupsi.
"Bahkan berbuat korupsi. Menjadi pejabat di KPK yang seharusnya sebagai panutan atau teladan, justru malah memalukan. Sudah begitu, menggunakan KPK untuk berlindung dan menghindar dari pertanggungjawaban hukum," tambahnya.
Novel menilai, Firli sudah layak ditetapkan sebagai tersangka. Bahkan, mantan Kabaharkam Polri itu juga seharusnya ditangkap demi memulihkan nama baik KPK.
"Mestinya segera ditingkatkan sebagai tersangka dan ditangkap saja. Agar KPK tidak semakin rusak," imbuh Novel.
Ketua IM57+ Institut, M. Praswad Nugraha juga ikut berkomentar. Menurutnya, sikap Firli Bahuri di Polda Metro Jaya menunjukkan karakter aslinya.
"Yang bersembunyi sampe tidur-tidur di kursi itu," kata dia.
Yudi Purnomo Harahap juga ikut memberi penilaian. Menurutnya, Firli tak perlu menunjukkan sikap seperti itu. Dia lalu membandingkan Firli dengan tersangka KPK yang baru terjaring OTT.
"Padahal kan sebenarnya santai saja. Toh, kita juga sering melihat bagaimana koruptor yang ditahan oleh KPK juga biasa-biasa saja mereka, kan, senyum-senyum, melambai-lambai tangan, padahal," ungkap Yudi.
Firli Hindari Wartawan
Firli yang mengenakan pakaian batik dengan masker di wajahnya itu terlihat menghindari awak media yang sudah sejak pagi menunggunya.
Dia langsung menaiki mobil Hyundai Tucson dengan nopol B1917 TJQ bersama seorang sopir dan 2 orang ajudan.
Saat mobil itu didatangi wartawan, Firli menutupi wajahnya dengan tas laptop berwarna hitam. Dia juga merendahkan tubuhnya berupaya agar tak terlihat oleh wartawan. Dia duduk di kursi belakang sopir sebelah kanan.
Mobil itu langsung tancap gas mengarah ke Jalan Trunojoyo arah Senayan.