Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kutukan 80 Tahun dan Ramalan Pecahnya Israel

 Kutukan 80 Tahun dan Ramalan Pecahnya Israel

Israel terus mendapatkan bola kecaman dari dunia internasional akibat serangannya ke Gaza.

Tak hanya dari negara Muslim, kecaman terhadap Tel Aviv juga mulai nampak dari negara-negara Barat seperti Irlandia dan Spanyol.

Banyak analisis yang mengatakan bahwa situasi saat ini di Israel merupakan tanda-tanda bahwa Negeri Yahudi itu akan hancur.

Salah satunya adalah Direktur Jenderal Liga Parlemen Al Quds (LP4Q), Mohammad Makram Balawi.

Dalam tulisannya di Middle East Monitor (MEMO), banyak elit Israel yang memahami hal ini.

Salah satunya adalah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang menyatakan bahwa masa jabatannya adalah satu-satunya jaminan bagi keberlangsungan Israel setelah dekade kedelapan.

"Kemudian, pidato Naftali Bennett, dalam kampanye pemilu tahun 2020, di mana ia menyuarakan sentimen yang sama dan mendesak para pemilih Yahudi untuk mendukung koalisi Biru dan Putih yang ia pimpin, untuk mengatasi dekade kedelapan," paparnya dikutip Rabu (22/11/2023).

"Ehud Barak, mantan PM Israel, menulis untuk mengonfirmasi kompleks yang sama, kompleks ketakutan akan kelangsungan hidup. Penting untuk diingat bahwa orang-orang yang disebutkan di atas bukan sekedar rabbi yang percaya pada takhayul agama yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan, melainkan para pemimpin politik Israel."

Menurut Balawi, ketakutan Israel ini menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, Israel mendapatkan dukungan besar dari negara-negara Barat serta memiliki hak istimewa untuk memiliki senjata nuklir di Timur Tengah.

Namun perpecahan sendiri telah terlihat pada masyarakat Yahudi dunia. Sekelompok etnis, budaya, loyalitas, dan ideologi yang tidak homogen, bahkan agama Yahudi, yang mereka kumpulkan di bawah panjinya, tidak mampu bersatu.

"Sebaliknya, agama justru memecah-belah bangsa Israel, dan bisa menyulut api perang agama internal yang bisa membuat Israel menjadi abu," ujarnya.

Selain itu, polarisasi dan ketidakstabilan di dalam tubuh politik Israel juga menjadi ancaman besar bagi eksistensi Negeri Bintang Daud itu. Ini terlihat pada bagaimana Israel seringkali berganti PM dalam waktu yang singkat.

"Perilaku arogan dan mengabaikan kebenaran inilah yang akan mendorong semua pihak yang mendukung Israel untuk meninggalkannya, dan lambat laun akan mengubah konflik tersebut menjadi konflik internal akibat saling menyalahkan pihak lain atas kegagalan kronis," tambah Balawi.

"Obsesi yang diderita bangsa Israel akan berubah menjadi kenyataan nyata akibat tindakan sembrono mereka, bukan karena kejadian supranatural."

Sumber Berita / Artikel Asli : CNBC Indonesia

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved