Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) sudah terbukti di sembilan negara.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Siti Nadia Tarmizi menyebut negara yang dimaksud adalah Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksico, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka. Oleh sebab itu, kata Nadia, teknologi itu juga diterapkan di Indonesia.
"Teknologi Wolbachia melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional)," kata Nadia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/11).
Nadia membeberkan pemerintah menerapkan pilot project teknologi wolbachia di Indonesia di lima kota.
Lima kota itu yakni Kota Semarang, Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Kupang, dan Kota Bontang.
Dia mengatakan itu sesuai dengan Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan dengue.
Dia menyebut efektivitas wolbachia telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).
Nadia menjelaskan Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.
"Jika aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok," ujarnya.
"Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia," imbuhnya.