Tentara Israel merilis rekaman unit komando Maglan yang mengerahkan bom mortir 120mm berpemandu presisi baru yang disebut Iron Sting , melawan Hamas di Gaza pada 22 Oktober 2023 lalu.
Senjata sebelum diekspor diuji dalam setiap perang yang dilakukan Israel saat perang salah satunya Perang Gaza sebagai laboratorium terbaru bagi industri senjatanya
Produsen bom yakni Elbit Systems yang berbasis di Haifa Elbit Systems telah mengiklankan kualitasnya di halaman hubungan masyarakat di situs webnya sejak Maret 2021, ketika bom tersebut terintegrasi ke dalam militer Israel.
Spesifikasi rudal Iron Sting-Screenshoot/GNgrahicnews-
Benny Gantz, mantan Menteri Pertahanan dan sekarang menjadi bagian dari kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, menggambarkan Iron Sting dirancang untuk menyerang sasaran dengan tepat, baik di medan terbuka maupun lingkungan perkotaan.
Iron Sting mengurangi sekaligus kemungkinan kerusakan tambahan dan mencegah cedera pada korban non kombatan.
Klaim ini juga diungkapkan oleh Mark Regev, mantan juru bicara Netanyahu, mengenai pendekatan seluruh negara tersebut terhadap perang Gaza, di mana Israel mencoba melakukan tindakan semanusiawi mungkin.
Namun, lebih dari satu bulan setelah Israel melancarkan pemboman udara ke Gaza menyusul serangan mendadak Hamas, Israel telah membunuh sedikitnya 12 ribu lebih warga sipil Palestina , dan melukai 30.000 orang di jalur yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki.
Ternyata mesin pembunuh Iron Sting Israel yang dahsyat, yang diuji pada warga Palestina, mendapat peminat global, kata para analis.
Seperti yang dialami Ahmed Saeed al-Najar (28) saat sedang mengemudikan taksinya di Rafah selama perang ketiga di Gaza pada tahun 2014.
Saat itu sebuah rudal drone masuk melalui sunroof taksinya yang terbuka kemudian meledak di dalam mobil.
Rudal tersebut langsung memenggal kepala dan membunuh keenam penumpangnya, termasuk sahabatnya.
Mobil itu menjadi sasaran roket drone Spike Israel, yang dapat dimodifikasi untuk membawa selongsong fragmentasi ribuan kubus tungsten 3 mm, yang dikatakan mengenai area dengan diameter sekitar 20 meter.
Kubus tersebut menusuk logam dan menyebabkan jaringan terkoyak dari daging.
Secara harfiah mencabik-cabik siapa pun yang berada dalam jangkauannya, menurut Erik Fosse, seorang dokter Norwegia yang bekerja di Gaza.
Salah satu penumpang bernama Al-Najar, yang diselamatkan dari ledakan tersebut, menderita luka bakar parah, kehilangan mata kanannya, beberapa luka pecahan peluru dan kehilangan kaki kanannya di bagian tengah paha hingga diamputasi akibat ledakan tersebut.
Setelah peristiwa itu pada tahun 2014, drone yang membawa roket Spike sudah sangat dicari oleh negara lain.
Uji Coba Senjata Baru di Gaza 2023?
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, pekan lalu mengatakan dalam pernyataan pers bahwa tim medis di daerah kantong tersebut telah mengamati luka bakar parah pada tubuh warga Palestina yang terbunuh dan terluka oleh bom Israel.
Baik yang disebabkan oleh bom Israel atau tidak, senjata yang tidak dikenal atau tidak adalah sesuatu yang belum pernah mereka lihat dalam konflik sebelumnya.
Dr Ahmed el-Mokhallalati dari divisi luka bakar dan bedah plastik di Rumah Sakit al-Shifa, dalam sebuah wawancara dengan Toronto Star, menggambarkan luka tersebut sebagai luka bakar yang sangat dalam dengan tingkat tiga dan empat.
Bahkan jaringan kulit dipenuhi dengan partikel hitam dan sebagian besar ketebalan kulit dan seluruh lapisan di bawahnya terbakar sampai ke tulang.
El-Mokhallalati mengatakan bahwa ini bukanlah luka bakar fosfor, tetapi kombinasi dari semacam gelombang bom pembakar dan komponen lainnya.
Militer Israel sejauh ini belum mengomentari pernyataan Kementerian Gaza.
Namun misteri bom pembakar, debut Iron Sting dan laporan penggunaan drone Spark baru dalam perang Gaza menunjukkan bahwa Israel sekali lagi menguji senjata baru dalam konflik.
“ Senjata Israel akan tetap menarik bagi pembeli internasional berdasarkan kinerja pendudukannya, tetapi Israel tidak hanya menjual senjata, mereka menjual ideologi tersebut ke negara lain agar bisa lolos begitu saja,” kata Loewenstein.