Israel telah menyetujui permintaan Amerika Serikat (AS) untuk mengizinkan dua truk bahan bakar setiap hari masuk Gaza.
Israel mengizinkan bahan bakar masuk Gaza setelah PBB memperingatkan kekurangan bahan bakar telah menghentikan pengiriman bantuan dan menempatkan orang pada risiko kelaparan.
Seorang pejabat senior AS mengatakan Washington telah memberikan tekanan besar terhadap Israel selama berminggu-minggu untuk mengizinkan bahan bakar masuk melalui penyeberangan Rafah dari Mesir.
Menanggapi permintaan AS, kabinet perang Israel dengan suara bulat memutuskan untuk mengizinkan pengiriman bahan bakar, namun hanya untuk truk PBB.
"Masuknya dua bahan bakar diesel tanker per hari untuk kebutuhan PBB untuk mendukung infrastruktur air dan saluran pembuangan” kata para pejabat Israel, dikutip dari Al Arabiya.
Pengumuman tersebut dikeluarkan beberapa jam setelah badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan truk bantuannya tidak dapat memasuki Gaza dari Mesir untuk hari kedua berturut-turut karena kekurangan bahan bakar dan pemadaman komunikasi total.
Namun, penasihat keamanan nasional Israel Tzachi Hanegbi mengatakan bahan bakar yang dikirimkan hanya berjumlah sekitar 2 hingga 4 persen dari jumlah normal sebelumnya.
Tentunya ini sangat jauh dari jumlah yang dibutuhkan.
Nantinya, bahan bakar yang akan dikirimkan sebanyak 140.000 liter per hari.
Di mana 20.000 liter bahan bakar akan digunakan untuk menggerakan generator komunikasi.
Layanan Telepon dan Internet Sempat Terputus
Sebelumnya, pemadaman komunikasi terjadi pada hari Jumat.
Perusahaan telekomunikasi Palestina, Jawwal dan Paltel, mengatakan jaringan mereka tidak lagi dapat beroperasi di Jalur Gaza.
Hal tersebut lantaran pengiriman bahan bakar tidak diizinkan masuk ke wilayah Gaza.
“Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza tidak dapat beroperasi karena semua sumber energi yang menopang jaringan telah habis, dan bahan bakar tidak diperbolehkan masuk," tulis Paltel di X.
Jutaan rumah tangga di Jalur Gaza menderita kerawanan pangan akibat aksi blokade yang dilakukan militer Israel.
Jutaan rumah tangga di Jalur Gaza menderita kerawanan pangan akibat aksi blokade yang dilakukan militer Israel. (HO)
Bahan bakar yang semakin menipis membuat perusahaan menggunakan baterai untuk elemen dasar jaringan sejak Rabu sore, dikutip dari Al Jazeera.
Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina juga mengatakan layanan telepon dan internet di Gaza kembali padam total.
“Gaza kembali mengalami pemadaman komunikasi total, dan hal ini terjadi karena tidak adanya bahan bakar,” kata Ketua UNRWA Philippe Lazzarini, dikutip dari Al Arabiya.
Jaringan komunikasi yang terputus membuat semua warga sipil di Gaza panik.
“Ini adalah tanda-tanda situasi ketika Anda mengalami pemadaman listrik dan Anda tidak dapat berkomunikasi dengan siapa pun lagi, yang memicu memicu kecemasan dan kepanikan," jelasnya.
Listrik padam juga menjadi kekhawatiran UNRWA dalam menyalurkan bantuan.
“Hal ini dapat memprovokasi atau mempercepat tatanan sipil yang tersisa di Jalur Gaza. Dan jika ini benar-benar rusak, kami akan mengalami kesulitan untuk beroperasi di lingkungan di mana Anda tidak memiliki pesanan minimum," terangnya.
Ia berharap layanan komunikasi di Gaza dapat berfungsi kembali.
“Tetapi jika bahan bakarnya tersedia, saya berharap layanan komunikasi dapat dimulai kembali,” jelasnya.
Sebagai informasi, pemadaman listrik terjadi ketika pasukan Israel tanpa henti menargetkan wilayah yang berbeda mulai dari bagian utara, tengah hingga selatan Jalur Gaza