Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis temuan terbarunya terkait elektabilitas tiga pasangan capres-cawapres, kurun tiga bulan terakhir.
Hasilnya, paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD merosot elektabilitasnya lantaran telalu sering mengeluarkan pernyataan yang menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Akibat serangan membabi buta ini, tidak sedikit dari pendukung Jokowi yang selama ini memilih PDIP, mengalihkan dukungannya ke kubu lain.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, serangan kubu Ganjar Pranowo kepada Jokowi justru menyebabkan 7,5 persen.
"Di Oktober waktu itu di angka 39,4 persen, di November 2023 turun diangka 31,9 persen,” ujar Adjie dalam paparan rilis survei LSI Denny JA bertajuk ‘90 Hari Menuju Pilpres: Yang Meroket dan Yang Terjungkal’, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Selain itu, sambung dia, pemenangan Ganjar Pranowo di wilayah kekuasaannya, Jawa Tengah, semakin tergerus dengan kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Adjie menyebut bahwa dari awalnya hanya kisaran 10,7 persen, pemilih Prabowo-Gibran mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 24,6 persen.
“Sementara Ganjar-Mahfud di Oktober 2023 di angka 70,1 justru mengalami penurunan di angka 61,8 persen,” tuturnya.
Tidak hanya blunder, penurunan terhadap elektabilitas Ganjar juga didukung oleh faktor kinerjanya sebagai mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) yang dinilai gagal menangani kemiskinan.
Tercatat, Jateng merupakan provinsi termiskin kedua se-Indonesia selama 10 tahun kepemimpinan politikus berambut putih itu.
Terakhir, yang dianggap sebagai faktor pendukung penurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud adalah sebutan petugas partai yang dilayangkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) kepada dirinya.
Menurut Adjie, publik masih menilai bahwa Ganjar hanya seorang petugas yang ketika menjabat sebagai presiden nanti dirinya masih bisa disetir oleh penguasanya.
“Jadi kata petugas partai ini kemudian menjadi kritik, menjadi kampanye lawan untuk menyerang Pak Ganjar karena petugas partai ini memberikan efek negatif ke Pak Ganjar,” jelasnya.
Sekadar informasi, survei ini dilakukan pada periode 6-13 November 2023, dengan metode survei tatap muka menggunakan kuesioner, melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Adapun margin of error dari survei ini, yaitu 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Elektabilitas Ganjar Pranowo Turun, IPO Sebut Karena Memainkan Peran Oposisi
Diretur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedy Kurnia Syah menilai kritikan dari calon presiden Ganjar Pranowo kepada Presiden Jokowi sebagai langkah blunder. Pasalnya, menurut dia, hal tersebut membuat elektabilitas Ganjar merosot.
Berdasarkan hasil survei IPO pada periode 10-17 November, menurut Dedy, elektabilitas Ganjar hanya sebesar 28,7 persen.
"Dari sisi internal PDIP saja misalnya di Jateng, kemudian Provisi Bali. Ganjar Pranowo tidak berhasil untuk mendapatkan suara PDIP secara mutlak," kata Dedi saat peluncuran survei tersebut, Senin, 20 November 2023.
Dedy mengingatkan agar Ganjar berhati-hati dalam bermanuver, termasuk dalam memberikan pernyataan, mulai dari komentar maupun pujian.
Ia mengatakan terbelahnya konstituen Ganjar sudah terbaca, misalnya di Jawa Tengah yang merupakan lumbung konstituen PDIP.
Di sana, kata Dedy, banyak masyarakat yang justru tidak mendukung Ganjar dan kukuh berpihak kepada Jokowi.
"Artinya di situ Prabowo Subianto memang mendapatkan porsi," kata dia.
Reaksi Ganjar terhadap pemerintah, menurut Deddy, justru dapat di manfaatkan Jokowi sebagai amunisi.