President of Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali meyakini gagalnya bakal capres nomor urut 1 dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengisi kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta karena intervensi kekuasaan.
Pasalnya Anies Baswedan merupakan alumni dari UGM yang seharusnya dibanggakan karena menjadi kandidat capres di Pilpres 2024, sehingga tidak diizinkannya mengisi kuliah umum di kampus tersebut mengherankan dan bisa menjadi ancaman besar bagi demokrasi.
"Kalau bukan intervensi kekuasaan, apa lagi? Anies jelas alumni UGM yang saya yakin harusnya dibanggakan oleh UGM sendiri. Tapi Kenapa tidak diizinkan? Hal seperti ini jadi ancaman besar bagi proses demokrasi di Indonesia," ucap Imam dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Minggu (19/11).
Seperti diketahui, Anies Baswedan gagal menjadi pembicara dalam acara "Indonesia Future Stadium Generale" yang digelar Bersama Indonesia di Auditorium MM UGM Yogyakarta, Jumat (17/11).
Koordinator acara, Muhammad Khalid mengatakan gagalnya Anies Baswedan mengisi kuliah umum tersebut karena tidak mendapat izin dari pihak yang mengaku rektorat, selain itu spanduk acara juga tidak boleh dipasang.
"Melewati pengelola (tempat) tadi ya pesannya itu, pengelola menyampaikan bahwa dari rektorat tidak mengizinkan kalau ada kehadiran beliau (Anies). Iya spanduk yang besar yang di perempatan tidak boleh dipasang, kami menghargai itu," kata Khalid dikutip dari Kumparan.
Lebih lanjut, mantan Ketua BEM UGM itu mengatakan tidak diberikannya izin dari rektorat karena Anies dianggap sebagai tokoh dengan unsur-unsur politis melekat di dalam dirinya.
"Rekomendasinya bahwa tidak menyarankan kehadiran tokoh ini Bapak Anies Baswedan karena dianggapnya melekat unsur-unsur politis di fase saat ini," jelasnya.