Munib Al Masri merupakan seorang warga Palestina yang berprofesi sebagai pengusaha, dan kaya raya.
Munib Al Masri juga dikenal sebagai The Godfather of Palestine. Munib, menghabiskan seluruh uangnya untuk membangun ekonomi Palestina, dan berjuang menolong jutaan saudaranya. Dikutip Hops.ID dari youtube Dr. Indrawan Nugroho 18 november 2023.
Melihat potensi yang dimiliki Munib membuat para zionis semakin ketar-ketir. Setiap langkah yang Munib perjuangkan untuk Palestina selalu dijegal.
Kendati demikian, pria berusia 89 tahun ini tidak pernah menyerah. Ia selalu berjuang mempertahankan tanah kelahirannya, lewat bisnis-bisnis yang ia bangun.
Perjuangan yang ia lalui tidaklah mudah. Munib lahir pada tahun 1934 di Nablus, Palestina. Orangtua Munib adalah pejuang Palestina.
Ayahnya merupakan pedagang emas yang gugur, kala Munib baru menginjak usia satu setengah tahun.
Sementara sang Ibu, adalah pejuang perempuan yang tangguh, dan menjadi inspirasi bagi Munib untuk turut memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Saat usianya empat belas tahun. Munib, harus merasakan pahitnya hidup. Ia melihat seluruh kota Nablus yang ia tinggalkan hancur lebur akibat perang.
Pasukan Israel secara sadis memborbardir, dan menduduki wilayah tersebut. Para zionis mengusir Munib dari kotanya sendiri.
Israel yang resmi berdiri pada 14 Mei 1948 harus menjadi sejarah pilu yang harus disaksikan oleh Munib. Sejak saat itu, Munib bercita-cita untuk kembali membangun bangsanya.
“Pada tahun 1952 dengan hanya berbekal 411 dollar. Munib bertolak ke Beirut, Lebanon. Disanalah kemudian ia menyebrang ke barat menuju New York, Amerika Serikat.” Tutur Dr. Indrawan Nugroho.
Munib memulai hidup baru disana. Ia mengambil studi Ilmu Perminyakan di University of Texas, dan Ilmu Geologi di Sul Ross University pada tahun 1955.
Setelah lulus, Munib kembali ke timur tengah. Kemudian membangun perusahaan pengeboran mineral dan air bernama ‘Engineering & Development Group’ (EDGO) di Amman, Yordania.
Berkat perusahaan yang ia bangun. Timur tengah yang semula tanah gersang menjadi hidup dengan adanya sumber-sumber air.
Munib setelah itu pindah ke Aljazair. Di sana ia sukses memimpin perusahaan minyak. Tidak hanya sukses di dunia bisnis, Munib juga berkiprah dibidang diplomatik.
“Munib menerima kepercayaan yang lebih besar. Dia diangkat menjadi presiden operasi di 16 negara di Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.” Ucap Dr. Indrawan Nugroho.
Lebih lanjut dirinya mengatakan “Pada tahun 1993. Munib bersama sejumlah eks-patriat di Palestina. Munib mendirikan Palestine Development And Investment (PADICO).”
Seiring berkembangnya bisnis air yang ia rintis, semangatnya untuk membangun negara, dan membantu saudara-saudaranya di Palestina kian membara.
Genderang perang melawan zionis kian santer dilakukan oleh Munib. Ia menumbuhkan perekonomian di Gaza lewat investasi berkelanjutan.
PADICO menjadi senjatanya secara ampuh membangkitkan bursa efek Palestina. Selain itu, ia berhasil menggiring para investor asing, untuk membangun kembali infrastuktur kehidupan masyarakat di Palestina.
Berdasarkan data yang ada PADICO telah menyumbangkan dana sejumlah 815 juta US Dollar atau sekitar Rp 12,7 triliun.
Uang tersebut digunakan untuk mendanai keperluan di sektor usaha seperti finansial, indsutri, dan properti.