Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan agresi Israel di Gaza kini telah melampaui lebih 10.000 jiwa, Menurut Kementerian Kesehatan, Senin 6 November 2023.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi sedikitnya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.640 wanita.
Jumlah korban akan bertambah dengan banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan pengepungan Israel yang menutup akses terhadap barang-barang penting seperti bahan bakar, makanan dan listrik.
Sementara jumlah orang yang terluka sejak dimulainya pemboman pada 7 Oktober telah meningkat menjadi 25.408 orang, kata juru bicara Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan menambahkan bahwa Israel telah melakukan 18 serangan dalam beberapa jam terakhir, menewaskan 252 orang.
Meskipun Israel telah berjanji untuk menghancurkan kelompok bersenjata Palestina Hamas, yang melakukan serangan terhadap Israel selatan pada tanggal 7 Oktober yang menurut pihak berwenang Israel telah menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, namun kondisi kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik kritis di bawah pemboman terus-menerus dari Israel.
Kantor media pemerintah di Gaza mengatakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 10 ribu bom di Jalur Gaza sejak awal serangannya, dan memperkirakan jumlah bahan peledak yang digunakan Israel telah melebihi 25.000 ton, atau mencapai hampir 70 ton per kilometer persegi.
BACA JUGA:Israel Diduga Tabrak Aturan Perang di Gaza, Begini Penjelasan Humaniter Internasional!
Kehabisan persediaan bahan bakar, 16 dari 35 rumah sakit di Gaza terpaksa menghentikan operasinya karena jumlah orang yang terluka meningkat.
PBB mengatakan bahwa lebih dari 1,5 juta orang atau lebih dari separuh populasi Gaza telah mengungsi.
Ketika kondisi di Gaza semakin memburuk dan jumlah korban tewas terus meningkat, seruan untuk mengakhiri pertempuran pun semakin meningkat.
Pada akhir Oktober, Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa memberikan suara yang sangat mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.
Namun baik Israel maupun sekutu terkuatnya, Amerika Serikat, menolak seruan gencatan senjata, dengan mengatakan bahwa diakhirinya pertempuran akan memberikan waktu bagi Hamas untuk berkumpul kembali.
Amerika menyatakan akan mendukung penghentian sementara pertempuran agar bantuan lebih banyak bisa masuk ke Gaza, namun Israel kurang menunjukkan antusiasme terhadap gagasan ini.
Ketika Israel meningkatkan operasi darat di Gaza dan melanjutkan kampanye serangan udaranya, warga Palestina khawatir bahwa konflik ini tidak akan berakhir.
Sementara sekitar 800 orang termasuk ratusan warga Palestina dengan paspor asing dan puluhan orang yang terluka telah diizinkan meninggalkan Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah berdasarkan kesepakatan antara AS, Mesir, Israel dan Qatar, yang menjadi perantara dengan Hamas.
Pada 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, menembakkan ribuan roket dan menyusup ke wilayah Israel, menewaskan sedikitnya 1.400 orang di Israel.
Sebagai tanggapan, tentara Israel melancarkan serangan udara dan operasi darat terhadap Jalur Gaza dan memberlakukan blokade terhadap daerah kantong Palestina.