Pertempuran terus berlangsung di Gaza, publik dibuat prihatin dengan serangan Israel terhadap Palestina.
Berdasarkan update terkini, jumlah korban jiwa dari warga sipil terus bertambah. Dikutip dari Morocco World News, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel mencapai 11.360 orang.
Dari jumlah korban tersebut, sebagian besar adalah anak-anak mencapai 4.609 orang, perempuan sebanyak 3.100 orang, dan 678 orang lanjut usia. Sementara korban luka-luka mencapai 28.200 orang.
Jumlah ini merupakan total korban sejak peperangan pecah pada 7 Oktober lalu. Meski banyak warga sipil terbunuh, namun, Israel sampai saat ini belum menghentikan serangan tersebut.
Mereka terus membombardir Palestina dengan bom. Israel juga terlihat tak merasa bersalah telah menewaskan banyak warga sipil khususnya anak-anak.
Bahkan baru-baru ini beredar video saat tentara Israel begitu bangganya bisa membunuh anak-anak. Hal itu terungkap lewat unggahan di akun Instagram @sahabatsurga.
Dalam unggahan itu memperlihatkan percakapan seorang warga Palestina dengan dua tentara Israel melalui aplikasi video call.
Dalam video tersebut, salah satu tentara mengaku mereka memang melakukan pengeboman terhadap Palestina.
Tentara laki-laki tersebut memaparkan alasan Israel melakukan pengeboman. Menurutnya, Palestina lah yang memulai pengeboman terhadap Israel.
“Saya hanya tahu kami mengebom mereka karena mereka (Palestina) yang mengebom kami duluan,” ungkap tentara Israel tersebut.
Di kesempatan itu, pria itu menjelaskan di masa lalu wilayah Israel merupakan Palestina. Namun seiring berjalannya waktu, wilayah itu terjajah oleh Israel.
"Pada tahun 1948, sebelum ada Israel itu adalah Palestina. Dan masih sampai sekarang, itu adalah negeri Palestina yang terjajah," kata pria tersebut.
Pernyataan pria itu membuat tentara Israel yang ada di video tersebut marah. Tentara itu kemudian mengancam akan membunuh pria tersebut karena tak terima Israel dikatakan sebagai Palestina.
Dia juga dengan bangga mengungkapkan harapannya untuk membunuh lebih banyak anak-anak Palestina.
"Saya berharap tentara Israel membunuh lebih banyak anak-anak Palestina. Dan saya berharap kami menemukanmu dan membunuhmu," jelas tentara tersebut.
Kemudian tentera itu menunjukkan senjata api panjang yang ia gunakan untuk membunuh warga Palestina ke pria itu.
“Mendekatlah, saya perlihatkan caranya,” kata sang tentara.
Tak selang beberapa lama, serangan Israel mendapatkan perlawanan dari pejuang Gaza, Palestina.
Dikutip dari The Times Of Israel, perlawanan tersebut menyebabkan 15 tentara Israel meninggal dunia. Di antara 15 tentara Israel yang tewas, dua diantaranya menarik perhatian.
Hal ini karena dua tentara yang meninggal dunia adalah orang yang sama saat video call dengan pria Palestina.
Kesombongan tentara Israel yang membunuh anak-anak Palestina itu berujung petaka. Sebab, keduanya tewas saat berusaha menyerang Palestina.
Pemuda Palestina Kenang Kondisi Gaza 2 Bulan Sebelum Dibom Israel
Unggahan pemuda Palestina bernama Yahia Taha tentang situasi di Gaza dua bulan sebelum dibombardir Israel viral di media sosial.
Unggahan itu dibuat Yahia Taha melalui akun Instagram @yahia__taha pada Minggu 912/11/2023).
Hingga artikel ini dimuat, unggahan Yahia Taha telah dikomentari ribuan netizen dan mendapatkan puluhan ribu tanda suka.
Yahia Taha sendiri merupakan pemuda Palestina yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
Melalui Instagramnya, ia kerap menunjukkan aktivitasnya selama sekolah di Indonesia. Ketika Israel mulai membombardir Gaza, Yahia Taha masih berada di Indonesia.
Tapi ia sempat pulang kampung dua bulan yang lalu, ketika itu kondisi Gaza masih normal.
Dalam postingannya, Yahia Taza menunjukkan video singkat tentang situasi di Gaza sebelum agresi Israel dilancarkan.
Terlihat Gaza merupakan kota yang indah dengan masjid dan bangunan tinggi berdiri megah.
Kendaraan berlalu lalang di jalanan dengan aman, aktivitas penduduk masih berjalan dengan normal.
Yahia Taha juga memperlihatkan situasi di pusat-pusat keramaian seperti bandara dan tempat perbelanjaan.
Tampak warga Gaza yang berada di tempat umum melakukan aktivitas mereka dengan tentram.
"Saya yang ambil video ini saat saya pulang ke Gaza 2 bulan yang lalu," ungkap Yahia Taha dalam caption unggahannya.
Sayang segala keindahan Gaza yang diperlihatkan Yahia Taza itu kini tinggal kenangan.
Situasi Gaza saat ini telah jauh berbeda dari keadaan saat terakhir kali Yahia Taha pulang ke kampung halamannya dua bulan lalu.