Jakarta - Waketum PAN Yandri Susanto mengungkit soal pidato Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak ada apa-apanya jika tanpa PDIP. Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyebut bahwa hal itu sebagai fakta karena PDIP selalu pasang badan untuk Jokowi.
"Memang Pak Jokowi ini bisa seperti ini karena PDI Perjuangan. Betul tidak? Tadi saya sebutkan sejak wali kota, gubernur, dan presiden dan PDI Perjuangan selalu pasang badan, sampai sekarang pasang badan," ujar Djarot di diskusi Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik, Rabu (15/11/2023).
"Ketika Pak Jokowi misalkan, dia dinyinyirin, kemudian di-bully, dengan kata-kata yang tidak patut, itu kita yang pasang badan, termasuk yang di parlemen juga kita pasang badan. Kebijakan apapun yang disampaikan Pak Jokowi dan kita rasa itu baik, kalau ada yang nyerang kita pasang badan. Kalau nggak ada PDI Perjuangan, belum tentu juga," tambahnya.
Apalagi, kata Djarot, kini kursi pemerintahan di parlemen sangat kuat. Dia menyebut hal itu tentu membuat kinerja pemerintahan yang dipimpin Jokowi bisa bekerja dengan maksimal dan cepat.
"Ini sekarang ini misalnya peta di parlemen itu kan kuat sekali, 83 persen ya menguasai, PAN baru bergabung tahun 2022 ketika Pak Zul jadi menteri sehingga semakin kuat. Ini kenapa kita mau seperti ini? Supaya sistem presidensialnya kuat, sehingga pemerintah betul-betul mampu mengatasi persoalan dengan cepat," ujarnya.
"Misalnya masalah Covid kemarin, karena kuat di parlemen, kita gampang untuk refocusing menangani Covid, ini selalu DPIP selalu pasang badan, sampai sekarang pasang badan," sambungnya.
Lebih lanjut, kata Djarot, ketika Jokowi kini berbeda pilihan, dia membiarkan rakyat menilai.
"Ketika misalkan Pak Jokowi memilih pilihan yang lain itu monggo, biarkan rakyat yang menilai. Rakyat itu punya akal, rakyat punya hati nurani, siapa yang benar siapa yang salah," katanya.
Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto menduga penyebab retaknya hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP tak terlepas dari pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal Jokowi tak ada apa-apa tanpa PDIP. Menurutnya, pidato itu membuat Jokowi dan PDIP pisah perahu.
"Saya mungkin memaklumi ini pisah perahu. Kenapa? Diputar lagi, banyak. Misal Bu Mega mengatakan, 'Ini Pak Jokowi kalau nggak ada PDIP nggak ada apa-apanya, kashian dah'," kata Yandri dalam acara Adu Perspektif yang sama.
Yandri menduga Jokowi memilih jalan yang berbeda setelah ada pidato Megawati itu. Jokowi dinilai memiliki perasaan ada kekuasaan dan punya pengikut banyak.
"Mungkin, ya mungkin. Ini sebagai manusia, yang punya merasa kekuasaan, pengikut banyak, mengambil jalan berbeda," katanya.