Pidato calon presiden Koalisi PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo yang menyebut demokrasi tidak baik-baik saja dinilai merupakan cara mencari perhatian ke rakyat.
Demikian dikatakan pengamat politik dari Citra Institute Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (16/11).
Efriza menilai, pidato sindiran Ganjar usai acara pengundian nomor urut di KPU RI itu merupakan upaya menarik perhatian publik agar dipilih masyarakat.
"Ganjar dalam pidatonya ingin menunjukkan ia adalah seorang capres yang telah menampung dan mendengar aspirasi masyarakat," ujar Efriza.
Sebagai penekanannya, Efriza memandang pidato Ganjar sengaja menitikberatkan soal perjuangan PDIP dalam masa reformasi 1998.
"Ia juga ingin menunjukkan memahami cita-cita reformasi, dengan semangat ingin Indonesia bebas dari KKN, sekaligus menunjukkan situasi kita dalam berdemokrasi yang memang masih adanya unsur KKN yang tidak sesuai reformasi," kata Efriza.
Oleh sebab itu, Efriza memandang Ganjar ingin menunjukkan dinamika politik Pilpres 2024 yang mana mempertontonkan perilaku elite politik yang tidak baik dalam berdemokrasi dan reformasi.
"Yang dia anggap patut dilawan dengan ungkapkan dan laporkan praktik-praktik mencederai demokrasi," demikian Efriza.