Kerusuhan antara laskar Manguni Makasiouw dan massa pro Palestina di Bitung, Sulawesi Utara pada Sabtu, 20 November 2023 langsung viral dan terus menuai perhatian serius.
Lantaran organisasi masyarakat alias ormas adat Minahasa ini menyebut dirinya sebagai pelindung tanah leluhurnya.
Panglima besar Manguni Makasiouw Andy Rompas kini semakin gencar menyebut ada radikalisme usai kerusuhan tersebut.
Hal ini dipaparkan langsung oleh Andy Rompas melalui sebuah rekaman video yang diunggah di akun media sosialnya.
Seperti dilansir dari Facebook Andy Rompas pada Kamis, 30 November 2023, panglima Manguni ini dengan terbuka menyebut adanya dugaan radikalisme.
“Saya mau mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas meninggalnya Tonaas Elvis Wagey yang menjadi korban dalam peristiwa 20 November 2023 kemarin di Kota Bitung,” paparnya.
Andy menghimbau kepada pasukan Manguni Makasiouw untuk mempercayakan kasus ini kepada aparat Kepolisian.
“Dan, memerintahkan kepada seluruh pasukan Manguni Makasiouw untuk tetap bersatu dan mendukung pemerintah, khususnya Kota Bitung dalam menciptakan kembali Kota Bitung aman dan damai,” sambungnya.
Lebih lanjut, Andy menyebut jika program ormas adat tersebut selama ini adalah meniadakan mayoritas dan minoritas.
Lantaran menurutnya, perbedaan tersebut sudah disatukan dalam satu panji yaitu Pancasila dan bersatu dalam satu bendera Merah Putih.
Bukan hanya itu, panglima Manguni juga mengatakan bahwa kelompoknya yang minoritas selalu terdampak di bangsa ini.
“Atas dasar itulah pasukan Manguni Makasiouw akan selalu maju dan mendukung penuh pemerintah, TNI dan Polri untuk Indonesia bebas radikalisme,” tandasnya.
Bukan kali ini saja Andy Rompas menyebut kata radikalisme, sebelumnya ia juga menggunakan kata ini pasca kerusuhan di Bitung.
Dalam sebuah postingannya Andy menduga jika massa pro Palestina itu ditunggangi oleh dana terorisme dan berpaham radikalisme.
“Jadi apa salahnya Kami Manguni Hanya menjaga Tanah kami untuk bebas dari masuknya pemahaman Radikalisme.,” jelasnya.