Anggota DPR RI Edward Tannur menjadi sorotan setelah anaknya menganiaya janda muda hingga berujung tewas.
Gregorius Ronald Tannur, anak dari Edward Tannur membunuh Dini Sera Afrianti di tempat karaoke Surabaya.
Adapun motif pembunuhan yang dilakukan anak anggota DPR RI berinisial GRT terhadap korban yang merupakan ibu satu anak berstatus single parent berinisial DSA itu sudah ada titik terang.
Seperti diketahui, DSA dianiaya hingga tewas seusai karaoke di tempat hiburan malam kawasan Dukuh Pakis, Surabaya.
Anak dari pejabat DPR RI berinisial GRT ini merupakan pacar dari korban DSA.
Diduga motif tewasnya DSA itu melibatkan orang ketiga dalam hubungan cinta.
Hal tersebut menjadi kemungkinan pertengkaran antara DSA dengan GRT.
Kuasa hukum korban, Dimas Yemahura Alfarauq tak menampik, kehadiran 'orang ketiga' memicu perseteruan yang terjadi diantara sejoli tersebut.
Pelaku pembunuhan janda muda di tempat karaoke Surabaya terungkap. Pelaku bernama Gregorius Ronald Tannur alias GRT.
Apalagi, pihak korban DSA beberapa hari sebelum insiden nahas tersebut, sempat membuat unggah melalui akun TikTok pribadi korban @bebyandine.
Unggahan tersebut bertuliskan, 'Ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya. Eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya'.
Kendati demikian, Dimas mengaku, pihaknya sangat terbuka dengan segala bentuk kemungkinan penyebab atau motif dugaan aksi penganiayaan yang dilakukan oleh terlapor GRT.
Apalagi, sampai saat ini, Jumat (6/10/2023), pihak Satreskrim Polrestabes Surabaya belum menyampaikan memberikan perkembangan terbaru secara lengkap mengenai hasil penyelidikan kasus tersebut.
"Kalau itu memang iya, karena sempat curhat semacam itu. Tapi ini hubungan mereka bukan hubungan seperti suami istri (statusnya). Si terlapor ini, punya cewek lain. Iya (kemungkinan) diduga seperti itu. Tapi nanti di-update lagi. Intinya kami masih menunggu keterangan lengkap dari polisi," ujarnya, Jumat (6/10/2023)
Dimas menerangkan, hubungan percintaan antara GRT dan korban belum genap setahun. Mereka diketahui baru berpacaran kurun waktu lima bulan.
Disinggung mengenai perlakuan kasar cenderung mengarah ke kekerasan fisik dari GRT ke korban, Dimas mengungkapkan, GRT diduga sempat beberapa kali melakukan kekerasan fisik selama kurun waktu lima bulan ini menjalin hubungan percintaan.
"Kalau dari beberapa teman, pernah beberapa kali Dini mengalami perlakuan itu. Selama kurun 5 bulan menjalani hubungan. Informasinya begitu," katanya.
"Tapi yang paling parah hingga terjadi sampai seperti ini, bahkan DSA sampai mengirim voice note kepada salah seorang temannya," tambahnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, DSA bekerja sebagai freelance.
Dan ia menegaskan, DSA tidak bekerja di dalam tempat hiburan yang menjadi lokasi dirinya terkapar.
Uang hasil bekerja di Kota Surabaya selalu dikirimkan untuk keluarga dan anak semata wayang yang berusia 12 tahun.
"Satu anak, 12 tahun. Sejak lahir, ditinggal mencari nafkah. Si DSA belum pernah ketemu anaknya. Tapi ujungnya dia MD sekarang. (Profesi) berganti ganti, freelance," pungkasnya.
Sosok Edward Tannur
Edward Tannur anggota DPR RI yang lahir di Atambua pada tanggal 2 Desember 1961.
Ia memulai pendidikannya di Sekolah Dasar Tiga Gemit di wilayah Atambua pada 1967.
Setelah itu, Edward melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Don Bosco, Atambua, dan berhasil lulus pada tahun 1976.
Edward kemudian menyelesaikan pendidikan menengah atasnya di SMA Surya, Atambua, pada tahun 1979, sebelum melanjutkan ke perguruan tinggi di jurusan S1 Hukum di Universitas PGRI, Kupang, antara tahun 2006 hingga 2009.
Setelah menyelesaikan pendidikan tingginya, Edward terlibat dalam dunia olahraga, di mana ia menjadi Ketua di klub sepak bola Tulip FC dari tahun 2000 hingga 2004.
Selain itu, dia juga memiliki usaha lain dalam bidang jasa konstruksi yang ia dirikan pada tahun 1983 dan masih berjalan hingga saat ini.
Pada tahun 2009, Edward mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPR RI. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Timor Tengah Utara sejak tahun 2006 hingga saat ini.
Edward juga pernah tercatat sebagai ketua DPC PKB Kabupaten Timor Tengah Utara pada tahun 2006.
Pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2005 sampai 2009.
Ketua KONI Timor Tengah Utara pada tahun 2004 sampai 2005. Pernah menjadi Pembina Pemuda Katholik (PMKRI) Tahun: 2004 sampai 2005.
Ketua Komisi C di DPRD Timor Tengah Utara pada tahun: 2004 – 2007. Ketua Fraksi PKB pada tahun 2004 sampai 2009.
Kronologi Anak Anggota DPR RI Bunuh Janda Muda
Kronologi pembunuhan janda cantik Dini Sera Afrianti (DSA) di tempat karaoke di Surabaya ternyata terbilang cukup sadis.
DSA berusia 29 tahun diduga dianiaya anak anggota DPR RI berinsial R (31). Ia dianiaya hingga berujung pada kematian.
Pengacara DSA, Dimas Yemahura mengungkapkan korban diajak oleh R untuk karaoke di Blackhole KTV.
Namun sekitar pukul 00.00 WIB tengah malam, R melakukan penganiayaan sadis terhadap Dini.
Wanita itu ditendang dan dipukuli oleh R di ruang karaoke.
Aksi R ternyata disaksikan oleh teman-teman Dini dan R yang juga ikut karaoke.
Namun, mereka diduga tidak berusaha menolong korban.
"Saksinya (penganiayaan) ada. Ada teman-teman (korban dan pelaku) yang di room karaoke kan. Penganiayaan dimulai di room itu, (korban) sudah ditendang dipukul," kata Dimas saat berada di kamar jenazah RSUD dr. Soetomo, Kamis (5/10/2023).
Keduanya kemudian cekcok panas sepanjang lobby Blackhole KTV hingga parkiran.
Puncaknya, penganiayaan R kepada Dini semakin brutal begitu sampai di parkiran.
Dini diduga sempat diseret pelaku, bahkan tangan korban juga dilindas mobil oleh pelaku.
Hal ini terbukti dari hasil pemeriksaan jenazah, di mana tangan korban ditemukan bekas ban mobil.
"Jadi (korban) sempat terseret. Dan di tangan kanannya ada bekas ban mobil. Diduga (korban) dilindas pelaku di bagian tangan kanannya itu," jelas Dimas.
Penganiayaan yang dilakukan R secara bertubi-tubi itu membuat Dini akhirnya terkapar.
Bukannya berusaha menolong, pelaku malah menggotong tubuh Andini dan memasukkannya ke bagasi mobil.
Punya Firasat Jelang Kematian
Dini juga sempat mengirim voice note yang berisi keluhan ketika dianiaya oleh R.
Bukti voice note itu sudah dikantongi oleh kuasa hukum dan diserahkan kepada pihak kepolisian.
"Dini bilang intinya dia enggak tahu salah apa kok sampai ditendang dan dipukuli di room karaoke itu,” ujar Dimas Kamis (5/10/2023).
Andini memiliki akun TikTok bernama Bebyandine.
Satu hari sebelumnya, Andini mengunggah sebuah postingan.
“Ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya, eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya,” demikian tulisan di akun @bebyandine.
Unggahan itu ramai dikomentari warganet dan menjadi viral.
Pada Kamis (5/10/2023), Tutik, ibu Andini dan keponakannya mendatangi kamar mayat RSUD dr Soetomo.