Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

'Drama PDIP Benar Kecewa atau Sekadar?'

 'Drama PDIP Benar Kecewa atau Sekadar?'

OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO / rmol

RASA sedih dan kecewa kader PDI Perjuangan atas sikap Gibran Rakabuming Raka yang mau dipinang oleh Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden (cawapres), tidak bisa dibendung lagi. Perlahan-lahan, para kader banteng moncong putih mulai berani mengungkapkan kekecewaannya kepada media.

Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat secara lantang menyampaikan unek-uneknya di sela diskusi Ganjar Center, di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Senin (30/10). Katanya, Gibran adalah anak muda yang tidak punya kesabaran.

“Saya curhat aja di sini, saya kecewa sama Mas Gibran bukan apa-apa, dia anak muda, dia anak muda, tapi dia tidak punya kesabaran,” kata Djarot.

Sehari sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto bahkan menyebarkan pesan ke media. Dia tidak menyangka Jokowi bisa meninggalkan PDIP yang telah dijadikan kendaraan hingga menjadi orang nomor 1 di Indonesia.

Padahal, Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum partai telah memberikan segalanya bagi keluarga Jokowi.

Mulai dari mengusung Jokowi dua kali di Solo, satu kali di Jakarta, dan dua kali pilpres. Tak hanya itu, PDIP juga telah membantu Gibran dan menantunya, Bobby Nasution untuk menjadi Wali Kota Solo dan Medan.

Berdasarkan keterangan Hasto, “pengkhianat” yang dilakukan Jokowi hanya karena PDIP tidak bisa mengabulkan permintaan yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi.

Banyak yang menafsirkan bahwa permintaan yang dimaksud adalah masa jabatan presiden 3 periode. Tafsiran semakin tegas karena Adian Napitupulu sebagai kader PDIP juga menyinggung hal tersebut.

Hanya Riak-riak

Tapi mengecewakan PDIP itu hanya riak-riak. Tidak ada kekompakan dalam kenyamanan. Bahkan cenderung diungkap secara pribadi untuk mencari panggung. Berbeda dengan karakter PDIP, yang selalu tegas menyeruduk apa saja yang dianggap salah.

Atau jangan-jangan, memang belum ada komando resmi dari Megawati untuk menyeruduk?

Jika benar demikian, berarti Megawati menganggap manuver Gibran sebagai hal yang biasa-biasa saja. Bukankah manuver itu mengancam jagoannya, Ganjar Pranowo?

Bukankah seharusnya Megawati marah? Apalagi sudah jauh-jauh hari dia memberi peringatan, bahwa kader PDIP belum ada yang mengenal main dua kaki?

Jika memang konsisten, seharusnya Megawati mulai melentikan jarinya untuk menarik semua kader dari kabinet. Lalu, dia mengubah haluan partai dari pendukung pemerintah, menjadi oposisi seperti zaman SBY.

Dengan demikian, Marwah Megawati dan PDIP bisa terselamatkan.

Namun jika hal itu tidak dilakukan, maka publik akan berpikir apakah Megawati sudah “takut” dengan Jokowi.

Atau jangan-jangan mengecewakan para kader itu hanya pemanis, yang ujungnya akan berakhir indah seperti drama Korea? ***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved