Mahfud MD yang kini berstatus sebagai Menkopolhukam RI sudah resmi terpilih menjadi Bacawapres Ganjar Pranowo.
Dipilihnya Mahfud MD sebagai pendamping Ganjar Pranowo di isukan sebagai strategi untuk mengakomodir suara kaum Nahdiyyin (NU).
Meski demikian, belakangan ini banyak pihak yang menyebut bahwa Mahfud MD sama sekali tidak mewakili suara NU.
Menangapi hal tersebut, ia mengaku tidak terlalu tertarik untuk membahas persoalan apakah dirinya mewakili suara kaum NU atau tidak.
Pernyataan itu ia sampaikan, saat wawancara di salah satu stasiun televisi sebagaimana dikutip oleh tim Ayo Bandung melalui kanal YouTube METRO TV, Jumat (27/10/2023).
Ia juga mengatakan tidak pernah sama sekali bergabung menjadi kader Nahdatul Ulama.
“Sebenernya nga penting saya menjelaskan itu. Bahkan ada orang yang mengatakan kapan Anda masuk NU, nga pernah saya masuk NU,” ujarnya.
Meski belum pernah menjadi kader NU, Mahfud mengaku sudah menjadi bagian dari kaum nahdiyyin sebelum dilahirkan.
Lantaran dirinya merupakan seorang anak yang lahir dari keluarga maupun lingkungan NU.
“Karena sebelum lahir saja sudah NU. Saya lahir di Madura, ayah ibu saya Muslimat. Ayah saya NU lalu membuat saya berarti kan lahirnya anak NU juga,” sambungnya.
Lebih lanjut, untuk memperkuat kadar NU dan yang ada dalam dirinya. Mahfud MD meyakini bahwa ia adalah kader NU baik secara kultural maupun struktural.
Secara kultural ia adalah anak yang lahir dari keluarga dan lingkungan NU, sedangkan untuk struktural.
Mahfud mengaku pernah menjadi ketua majelis pertimbangan ikatan sarjana Nahdatul Ulama pusat yang langsung disetujui oleh PB NU.
“Saya ya kultural ya struktural juga. Kultural saya ini hidup di lingkungan NU Shalat, Khutbah, tahlilan, shalawatan hafal semua sejak dari kecil saya sudah pesantren,” tuturnya.
“Strukturalnya saya pernah menjadi ketua dewan pertimbangan ikatan sarjana Nahdatul ulama pusat,” Tegas Mahfud saat menanggapi adanya isu yang menyebut bahwa dirinya bukanlan Cawapres yang mewakili suara mayoritas NU.