Denny Siregar dulunya adalah seseorang yang selalu memuja-muji Presiden Joko Widodo. Namun kini, ia mulai berani mengambil sikap berbeda. Dirinya mengkritik Jokowi dan keluarganya soal isu dinasti politik. Bahkan, Denny Siregar membandingkan keluarga Jokowi dengan keluarga mantan Presiden Soeharto.
Adapun kritikan itu disampaikan Denny Siregar lewat unggahan video di kanal YouTube 2045 TV. Video itu kemudian banyak dibagikan ulang oleh media-media lain, salah satunya seperti akun Tiktok @Bimantara. Dilihat pada Jumat, (6/10/2023) awalnya Denny bercerita soal anak-anak dan kroni mantan presiden Soeharto yang menurutnya menjadi penyebab kebobrokan rezim orde baru hingga diturunkan paksa mahasiswa pada 1998. Setelah itu, ia masuk soal isu dinasti politik Jokowi dan keluarganya.
"Saya mendengar banyak banget kasak kusuk di masyarakat akan menguatnya isu politik dinasti di keluarga Jokowi, bermula dari Gibran menjadi Wali Kota Solo, Bobby Nasution menjadi Wali Kota Medan dan yang terakhir Kaesang, putra bungsunya menjadi Ketua Umum PSI," kata Denny dikutip Jumat, (6/10/2023).
Lebih lanjut Denny mengatakan jika anak-anak Jokowi yang mendapat keistimewaan terjun politik semakin menjadi bahan pembicaraan.
"Diam-diam ada perasaan yang berkembang di masyarakat tentang betapa mudahnya menjadi anak-anak presiden. Padahal di saat yang sama banyak anak muda lain harus berjuang sendirian, tanpa bantuan nama besar ayahnya, bahkan untuk sekedar hidup saja," ungkapnya.
Ia pun mengungkapkan, ketika Kaesang didaulat menjadi kader PSI dan hanya dalam waktu 2 hari saja tiba-tiba menjadi Ketua Umum PSI, sentimen negatif itu semakin menguat dan keluar dalam bentuk sindiran-sindiran halus. Bahkan bahan tertawaan atas kemudahan luar biasa yang didapatkan anak-anak Jokowi dalam berbisnis dan berpolitik.
"Itu membuat banyak orang iri hati dan membanding-bandingkan diri mereka yang tidak pernah mendapatkan fasilitas-fasilitas itu," ungkapnya.
Berbagai sindiran, kata Denny, muncul di tengah masyarakat mulai dari nggak perlu sekolah tinggi-tinggi hingga kata orang dalam. "Saya itu bisa dibilang pecinta Jokowi dua periode. Saya turun ke jalan untuk membelanya karena saya cinta Indonesia, negeri ini harus dipimpin orang yang punya tekad menjadikan Indonesia sebagai negara maju," ucapnya.
Denny lalu mengungkap saat ada beberapa orang mengajaknya untuk berkampanye agar Jokowi bisa menjabat tiga periode, Denny menegaskan menolak keras.
"Saya hanya ingin Jokowi selesai dengan elegan dan nama baiknya menjadi harum karena dialah peletak pondasi kemajuan pembangunan negara sekarang ini, saya tidak ingin nama beliau rusak karena dianggap haus kekuasaan," katanya.
Kritikan Denny Siregar untuk Jokowi dan keluarganya itu pun viral. Video itu juga mendapat banyak komentar yang beragam dari netizen.
"Aku gak marah lho bg, soalnya aku tahu banget klw pak jokowi itu nggak anti kritik, mungkin skrg ini beliau diam karena ingin menjaga supaya situasi politik nggak terlalu bergejolak, karena juga klw pak jokowi terlalu banyak bicara bisa2 malah blunder nantinya," tulis @winde***.
"Aku yakin bg suatu saat nanti pak jokowi pasti akan bicara, Dan menjelaskan semuanya," lanjut @eyoh***.
Sementara itu, terkait kritikannya yang viral dan menuai banyak sorotan, Denny mengklarifikasi video kritikannya itu. Ia menyebut jika kritikan dilontarkan karena kita menyayangi orang tersebut.
"Sini saya jawab. Ketika kamu sayang sama seseorang, kritiklah dia ketika dia memang harus dikritik. Pujilah dia ketika harus dipuji. Itu menandakan kamu perduli pada dirinya, bukan perduli pada dirimu sendiri," katanya seperti dikutip dari akun Twitter @Dennysiregar7, Jumat (6/10/2023).
"Ketika kritik dianggap menyerang, berarti kamu bukan teman sejati. Orang yang terus memuji-muji, dia juga yang pertama kali akan pergi ketika situasi tidak menguntungkan dirinya," lanjutnya.
Denny menganalogikan seperti Harmoko dan Soeharto "Seperti Harmoko yang memaksa Soeharto menjabat lagi, dan berbalik melawannya ketika Soeharto tidak disukai," ujar Denny. Sementara sejauh ini, kritikan yang dilontarkan Denny itu belum mendapat tanggapan langsung dari Jokowi, ataupun anak-anaknya.