Setelah cukup lama tertunda, Inggris pada akhirnya benar-benar membatalkan proyek kereta api kecepatan tinggi atau HS2 Train. Pembatalan itu resmi diumumkan oleh Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Rabu (4/10).
Dalam pernyataannya, ia mengatakan proyek kontroversial yang bermaksud menghubungkan London dengan pusat kota Birmingham dan Inggris bagian utara itu telah memakan biaya yang jauh dari perkiraan.
Ia akan mengalokasikan dana yang ada untuk penghematan dalam jaringan transportasi alternatif.
"Saya membatalkan sisa proyek HS2,” katanya pada konferensi Partai Konservatif, seperti dikutip dari CGTN.
“Kami akan menginvestasikan kembali setiap sen, 36 miliar poundsterling (sekitar 682,5 triliun rupiah), dalam ratusan proyek transportasi baru di utara dan Midlands, dan di seluruh negeri," katanya.
Diiringi tepuk tangan dari aula konferensi yang penuh sesak, Sunak mengatakan kepada mereka yang pertama kali mendukung proyek ini beberapa tahun yang lalu bahwa keadaan di Inggris telah berubah, sehingga saat ini uang yang ada lebih baik dibelanjakan untuk jalan raya, sistem kereta bawah tanah, dan koneksi transportasi lainnya di Inggris bagian utara dan tengah.
“HS2 adalah contoh utama dari konsensus lama,” katanya, menekankan pesannya bahwa dia adalah politisi yang mengubah status quo politik yang tidak efisien selama 30 tahun.
Sehari sebelumnya, Sunak mengatakan tidak ingin mengecewakan para pembayar pajak Inggris.
"Ini jelas bukan uang saya, ini uang para pembayar pajak dan kita harus membuat keputusan yang tepat mengenai hal ini," katanya.
HS2 disebut-sebut sebagai proyek infrastruktur terbesar di Eropa.
Biaya awal proyek tersebut diperkirakan sebesar 68 miliar dolar AS pada 2013.
Namun, pada 2020, biaya proyek melonjak hingga lebih dari 129 miliar dolar AS.