Mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo ingatkan tentang amuk Melayu jika mereka terus diusik.
Pernyataan itu disampaikan oleh Gatot Nurmantyo dalam sebuah forum diskusi publik yang bertajuk "Hukum untuk Investor atau Hukum untuk Menindas Rakyat”.
Dalam diskusi tersebut Gatot Nurmantyo menyoroti tentang kasus Sangihe, Wadas, hingga yang sedang panas saat ini adalah kasus Rempang.
Melansir dari kanal YouTube Hersubeno Point, Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa sesungguhnya suku-suku di Indonesia semuanya mempunyai tarian perang.
“Sesungguhnya saya hanya mengingatkan saja, bahwa sesungguhnya suku-suku di Indonesia ini semuanya memiliki tarian perang,” ujar Gatot.
“Dan pada saatnya mereka bersiap perang sampai mati, itu jangan sampai terjadi,” imbuhnya.
Mantan Panglima TNI itu mengutip kata-kata seorang pejuang wanita di masa Kerajaan Aceh, Laksamana Malahayati, saat membendung kedatangan para kolonialisme.
“Karena kunyatakan perang pada bangsa mana pun yang membawa sengsara negeri ini,” kutip Gatot Nurmantyo.
“Dan bila laut yang medatangkan para perampas itu ke Nangroe, maka laut itulah yang akan kujadikan kuburan mereka,” tambahnya.
Gatot mengatakan bahwa ucapan Laksamana Malahayati itu benar-benar dibuktikan dengan menghabisi Kapten Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman pemimpin ekspedisi pelayaran Belanda.
“Laksamana Keumalahayati, ini contoh seorang perempuan, janda, pemimpin pasukan para janda Inong Bale. Ini seorang Melayu Aceh wanita bisa melawan seperti ini, apalagi laki-lakinya,” ujar Gatot.
Ketua Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia itu mengingatkan tentang Pasal Hak Undang-undang Adat tentang kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Gatot juga mengingatkan, pada saat Proklamator Soekarno membacakan teks Proklamasi pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia, sejatinya negara Indonesia saat itu belum ada.
Pasal tersebut saat ini seringkali diingkari, dengan dalih proyek strategis nasional (PSN) dan hal itu diwujudkan dalam Undang-undang Cipta Kerja.
Menurut Gatot Nurmantyo, andai proyek strategis nasional dijelaskan kepada masyarakat bahwa itu bertujuan demi kesejahteraan rakyat, maka rakyat tentu akan mendukung.
Sayangnya, penjelasan PSN hanya dijelaskan sebagai proyek hilirisasi Industri saja tanpa menyinggung lapangan kerja buat rakyat atau pun lapangan kerja buat mereka.
Gatot Nurmantyo menyoroti penggusuran karena proyek Sangihe, Wadas, sampai Rempang seolah-olah hanya untuk kepentingan orang-orang tertentu, bukan kepentingan rakyat Indonesia.
[VIDEO]