Jakarta - Elite Partai Golkar diprediksi tengah memainkan politik 'dua kaki' karena menyodorkan kadernya Ridwan Kamil atau RK sebagai bakal cawapres ke PDI Perjuangan (PDIP). Politik dua kaki itu terlihat saat groundbreaking Monumen Plaza Bung Karno di Bandung, Jawa Barat, akhir Juni lalu.
Demikian analisa dari pengamat politik Selamat Ginting. Menurut dia, cara Golkar main lebih dari satu kaki pernah dilakukan saat Pilpres 2004. Saat itu, Golkar menyodorkan Wiranto, Marwah Daud Ibrahim, dan Jusuf Kalla sebagai calon kontestasi di 2004.
Bagi dia, momen groundbreaking Monumen Plaza Bung Karno di Bandung dibacanya sebagai cara Golkar main dua kaki. Namun, taktik Golkar itu seperti mudah terbaca karena kegenitan RK.
"Kebetulan Ridwan Kamil pesolek politik, terlalu genit berpolitik. Karena rajin betul kegiatannya dimedsoskan," kata Selamat dalam Indonesia Lawyers Club yang dikutip pada Minggu, 17 September 2023.
Selamat mengatakan demikian, karena cara RK singgung soal dari Bandung hendak menuju Jakarta. Hal itu ditafsirkan sebagai rencana pertemuan RK dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Dia kemudian meluncurkan kata-kata tunggu pekan depan akan ada breaking news. Maka orang akan mempersepsikan kemungkinan Ridwan Kamil entah gede rasa atau apa akan dipilih menjadi calon wakil presiden Ganjar Pranowo dari PDIP," jelas Selamat.
Dia menuturkan untuk suara Jawa Barat, PDIP yang menjagokan Jokowi capres memang lemah karena kalah di Pilpres 2014 dan 2019. Kata Selamat, manuver RK yang terbaca membuat Golkar segera mengeluarkan pernyataan banhatan soal jadi cawapres.
"Maka Golkar mengeluarkan pernyataan bahwa yang dimaksud breaking news itu adalah akan menjadikan dia sebagai calon gubernur DKI atau Jawa Barat. Ini kan bertolak belakang," lanjut Selamat.
"Artinya apa, di Golkar itu terlalu banyak dewa di situ. Kalau kita baca siapa kubu Golkar yang mendukung RK adalah kubu Agung Laksono, Ginanjar Kartasasmita," ujarnya.
Pun, dia membandingkan RK dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Menurut dia, Cak Imin dalam manuver politiknya, melakukan gerakan tanpa bola tapi berhasil.
"Kalau Ridwan Kamil gak, karena kebiasaan medsos gitu. Jadi, pamer politik sehingga gerakannya terbaca," sebutnya.
Dia menangkap makna cara Golkar yang menyebut RK diproyeksikan untuk Pilgub DKI dan Jabar sudah jelas. Meski dalam politik, segala kemungkinan masih terjadi. "Jadi, kemungkinan juga Ridwan Kamil bagi PDIP, membocorkan sebuah rahasia," tuturnya.
Menurut dia, momen RK yang ke Jakarta karena kemungkinan justru dipanggil Megawati. Tapi, dengan 'bocornya' RK dan Golkar yang segera merespons maka kemungkinan eks Gubernur Jawa Barat itu tertutup.
"Dengan bocornya ini maka sekaligus Golkar membocorkan. Dan, kita tahu memberitahu bahwa kemungkinan Ridwan Kamil nyaris peluangnya sudah tertutup," jelas Selamat.
Meskipun, ia menyebut masih perlu dicek lagi peran RK sebagai pimpinan tim pemenangan Jokowi di Jawa Barat di 2019.
"Waktu itu apakah signifikan dia membawa kemenangan PDIP di Jawa Barat? Ini juga harus dihitung," ujarnya.