JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadia menyinggung tidak semua negara suka jika Rempang Eco City terbangun proyeknya.
Hal itu ia sampaikan untuk menanggapi kegaduhan yang terjadi beberapa hari ini. Polemik yang terjadi di Rempang City juga disinggung dalam rapat yang digelar dengan Komisi VI DPR di Jakarta Pusat melalui siaran Youtube DPR RI pada Rabu (13/9).
"Saya setuju dengan bapak Harris (Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Harris Turino) tadi, tidak semua negara itu senang dengan Indonesia kalau proyek ini (Rempang Eco City) berjalan dengan lancar," kata Bahlil Lahadia melalui siaran live streaming Komisi VI DPR.
"Menurut saya dan ini sudah viral loh di media sosial, ada bule ngomong mengenai proyek Rempang City, yang saya heran kenapa bule itu ngurusin negara kita? emang kenapa kalau kita bangun proyek itu disana?" jelas Menteri Investasi RI itu.
Namun ia mengakui sosialisasi di lapangan memang belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu, ia diperintahkan Presiden Joko Widodo turun langsung ke Rempang untuk berdialog kepada warga lokal disana dan menjelaskan sebenarnya apa itu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Selain itu dia juga mengungkit soal garapan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Batam (BP Batam) di lokasi tersebut. Menurutnya, dulu memang ada masalah terkait perizinan kepada 6 perusahaan disana.
"Wilayah ini pernah diberikan izin enam perusahaan, saya jujur saja di dalam sini. Izin itu setelah dipelajari adanya unsur kekeliruan prosedur makanya harus dicabut. Kita tidak tahu apa yang terjadi dibalik itu," pungkasnya.
Sementara itu, menanggapi penjelasan dari Menteri Investasi, Bahlil Lahadia, Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Harris Turino mengapresiasi masuknya sederet investasi di Batam. Ia menilai kinerja Bahlil Lahadia sudah sangat baik dengan dikucurkannya dana investasi sebesar Rp 175 triliun bahkan bisa meningkat Rp 361 triliun di Batam.
Ia paham niat pemerintah pusat membangun pabrik kaca dan solar panel terbesar nomor dua di dunia setelah Tiongkok di Batam. Mempunyai harapan investasi ini bisa bermanfaat bagi warga sekitar dan meningkatkan Gross Domestic Product (GDP) menciptakan lapangan kerja hingga menyejahterakan rakyat. (jpg/fajar)