Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan tak ada pengerahan prajurit untuk membantu pengamanan di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Yudo menyebut pernyataannya dalam video yang beredar merupakan perumpamaan saat menjawab pertanyaan dari Pangdam I/Bukit Barisan.
"Kemarin itu saya menjawab pertanyaannya dari Pangdam, saya sampaikan umpama-umpama. Tidak ada saya mengerahkan pasukan, karena memang tidak ada permintaan untuk pengerahan pasukan yang sebanyak itu, kan perumpamaan saja," kata Yudo di Batam, Kepulauan Riau, Selasa (19/8).
Yudo mengatakan prajurit TNI yang ada untuk membantu pengamanan merupakan prajurit dari Kodim, Korem, Lantamal hingga Koarmada setempat.
"Pasukan yang ada itu kan pasukan di wilayah, itu punyanya ada Korem, ada Pangarmada, ada Lantamal, ada Kodim dan sebagainya. Jadi gak ada saya kerahkan pasukan," ujarnya.
Yudo menyebut keberadaan prajurit TNI di daerah tersebut karena diminta oleh pihak Badan Pengusahaan (BP) Batam. Ia memastikan prajurit yang diterjunkan untuk mengamankan demonstrasi tidak dilengkapi dengan senjata.
"Dari Kodim, dari Korem, kan sudah datang ke sana di pos-pos, dan tidak bersenjata, ingat tidak bersenjata, memberikan pengamanan kepada masyarakat," katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya soal memiting masyarakat yang melakukan demonstrasi.
"Saya mohon maaf atas pernyataan kemarin yang mungkin masyarakat menilai seolah dipiting, itu saya enggak tau karena bahasa saya itu orang ndeso yang biasa mungkin melaksanakan dulu waktu kecil kan sering piting-pitingan dengan teman saya. Saya pikir dipiting lebih aman karena memang kita tak punya alat," ujarnya.
Sebelumnya, dalam satu unggahan di media sosial X, terlihat potongan video Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. Di dalam video, terlihat tulisan seperti judul sebuah media online dengan tulisan 'Perintah Tegas Panglima TNI Soal Rempang: Siap Kirimkan Pasukan!'.
Dalam potongan video, Yudo mengucapkan "dari masyarakatnya itu satu orang miting satu itu kan, umpamanya masyarakat seribu, ya kita keluarkan seribu, satu miting satu kan selesai," kata Yudo.
CNNIndonesia.com menelusuri video tersebut, video lengkap pernyataan Yudo itu diunggah di akun Puspen TNI pada Selasa (12/9). Belakangan, video telah di-private.
Dalam unggahan itu, Panglima Kodam I/Bukit Barisan Mayjen Mochammad Hasan sempat menyampaikan kebutuhan pihaknya soal peralatan untuk menangani huru-hara.
Hasan juga menyinggung soal peristiwa demonstrasi di depan Kantor BP Batam beberapa waktu lalu. Ia mengatakan bersama Kepolisian dan BIN, aparat berusaha menjaga situasi kondusif.
"Kami menangani di sana bersama Kepolisian, BIN, itu kami lebih mengutamakan agar situasi tetap kondusif, dan kami mohon bantuan PHH (Penanggulangan Huru Hara) diberikan kepada kami," kata Hasan.
Yudo merespons pernyataan Hasan. Ia mengatakan untuk penanganan demo, prajurit diperintahkan untuk menahan diri.
Namun, menurut Yudo, yang terjadi saat itu di Batam adalah aksi anarkis yang mengarah kepada pidana lantaran massa melempar batu kepada aparat.
Yudo pun mengatakan bakal melengkapi perlengkapan PHH untuk Kodam Bukit Barisan.
"Kalau emang seperti itu nanti kita berikan, saya tidak memberikan itu karena saya khawatir mindset berubah kembali lagi seperti orde baru. Kita justru di depan membawa tameng dan pentungan, itu kan sebenarnya tugas kepolisian, ketika kepolisian enggak mampu, baru TNI yang maju. Saya melihat kemarin itu mampu, tapi kok digebuki meneng wae, digebuki meneng wae," katanya.
Setelahnya, tayangan video terputus-putus sehingga tidak jelas apa yang dikatakan Yudo. Video kembali berjalan dan Yudo menyinggung soal memiting itu.
"(Video terputus-putus).......Lebih dari masyarakatnya itu satu orang miting satu itu kan, TNI-nya, umpamanya masyarakat seribu, ya kita keluarkan seribu, satu miting satu kan selesai, enggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu," kata Yudo.