Juru bicara bakal calon presiden Anies Baswedan, Sudirman Said menyatakan pihaknya siap berdiskusi dengan Partai Demokrat soal nama Koalisi Perubahan.
Nama 'perubahan' saat ini diklaim oleh dua pihak antara Partai Demokrat dan partai koalisi pendukung Anies yakni, NasDem dan PKB. Sudirman Said menegaskan pihaknya akan tetap menggunakan nama 'perubahan' dengan mengusung pasangan Anies dan Muhaimin Iskandar.
"Kita tetap akan menggunakan nama ini sebagai nama (koalisi) kita, bila nanti ada hal-hal yang perlu didiskusikan dengan teman-teman Demokrat kita duduk saja," kata Sudirman di Sekber koalisi, Jakarta Selatan, Jumat (8/9).
Dia mengklaim nama perubahan merupakan keputusan bersama di antara tiga partai pengusung sejak Anies masih aktif sebagai Gubernur DKI Jakarta. Belakangan, Partai Demokrat memutuskan mundur dari koalisi dan mencabut dukungan kepada Anies.
Namun, Demokrat meminta pihak Anies yang telah dipasangkan dengan Cak Imin agar mengubah nama tersebut. Mereka menyebut nama perubahan sebagai ide original Partai Demokrat.
"Ide perubahan adalah original Partai Demokrat," kata anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan.
Namun, Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni mengatakan pihaknya akan tetap memakai narasi 'perubahan' dengan mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024.
Menurut Sahroni, narasi perubahan sejak awal digagas NasDem saat berkoalisi dengan PKS dan Demokrat. Wakil Ketua Komisi III DPR itu mengingatkan agar slogan tersebut mestinya tak diklaim satu pihak.
Sahroni pun menyindir Partai Demokrat agar tak terlalu terbawa perasaan karena ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak menjadi calon wakil presiden.
"Perubahan itu memang slogannya dari NasDem, gimana nih. Itu slogannya NasDem. Restorasi," kata Sahroni di kompleks parlemen, Senayan, Senin (4/9).