Manuver Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Mahkamah Konstitusi (MK) diduga ingin memajukan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (Cawapres) yang disandingkan dengan Prabowo Subianto.
Berdasarkan wacana yang beredar, hal itu dinilai sebagai sikap politik Jokowi melawan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.
Direktur Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto menilai, Presiden Ketujuh RI itu saat ini punya kekuatan politik untuk melawan PDIP dan Megawati.
"Kalau bisa dibilang ya kuat. Karena Jokowi sudah menjadi Presiden RI dua periode," ujar Hari kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Kamis (14/9).
Dia menjelaskan, Jokowi menjadi presiden selama dua periode memang tidak terlepas dari peranan PDIP.
Namun, dia mengamati manuver yang dilakukan Jokowi beberapa waktu belakangan ini nampak melawan Megawati. Termasuk, dengan adanya uji materiil yang dilayangkan PSI dan beberapa individu masyarakat, terkait batas usia minimum Capres-Cawapres.
"Tentunya, dengan tidak mengabaikan peran utama PDIP, Jokowi juga telah menjadi kekuatan politik nasional tersendiri," ucapnya.
"Artinya, jika dia berkehendak untuk menjadikan Gibran Wapres, bisa diartikan Jokowi head to head dengan Megawati," demikian Hari menambahkan.