Kemunculan bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo yang terlihat dalam video azan Maghrib di salah satu stasiun televisi Indonesia membuat polemik baru.
Tayangan itu pun kemudian menjadi perbincangan warganet di media sosial (medsos).
Rupanya, tayangan azan dengan menampilkan bacapres Ganjar Pranowo yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan Persatuan (PPP), Partai Hanura dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) itu sudah sejak 5 September 2023 tayang di dua stasiun televisi swasta.
Tayangan iklan azan Maghrib yang menampilkan Ganjar Pranowo itu memancing perbincangan di media sosial Twitter (atau X).
Tak jarang mereka menyebut hal itu merupakan bentuk politik identitas.
"Ganjar Pranowo di azan Maghrib RCTI nih guys, bukan politik identitas?" tulis warganet.
Bahkan, ada netizen yang menyoal kembali janji soal tidak akan 'bermain' dengan politik identitas.
"Ciee yang udah nongol aja di RCTI pas azan Maghrib. Katanya nggak mau politik identitas," tulis akun lain.
Sementara itu, netizen lainnya ikut menimpali polemik yang tentunya menjadi perhatian publik ini.
"Agama dibawa hanya untuk kepentingan politik praktis, nggak punya gagasan lain yah?" tulis akun lainnya.