Partai Demokrat tengah menjajaki koalisi Pilpres 2024 baru usai hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pada awal September lalu.
Penjajakan koalisi dilakukan baik ke koalisi pendukung Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.
Namun Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra masih enggan membeberkan siapa sosok bakal capres yang akan didukung. Herzaky hanya memberikan sedikit petunjuk.
"Kata kuncinya 'wo' alias kita harus legowo. Bisa Prabowo, bisa Pranowo. Berjuang terus agar calon kita bisa mendapatkan amanah dari rakyat dan benar-benar amanah jika terpilih," kata Herzaky saat dihubungi, Kamis (14/9).
Ia meyakini keputusan yang akan diambil Demokrat nanti jadi pilihan yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Herzaky menyebut Prabowo merupakan orang yang baik dan pernah mengabdikan diri kepada negeri selama berpuluh tahun sebagai prajurit, dan kini menjadi pemimpin parpol serta Menteri Pertahanan.
Sementara Ganjar menurutnya juga merupakan sosok yang berpengalaman di legislatif, dan menjadi Gubernur Jawa Tengah selama dua periode. Sehingga menurutnya kapasitas dan kompetensi Ganjar tidak perlu diragukan lagi.
"Pilihan yang sama baiknya," kata dia.
Herzaky mengatakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berupaya untuk lebih hati-hati dalam menentukan pilihan kali ini, sehingga AHY berkonsultasi dengan Majelis Tinggi Partai (MTP) dan juga meminta masukan dari para kader.
"Mas AHY, pemimpin kami, sangatlah bijak. Kami meyakini keputusan terbaiklah yang akan diambil oleh Mas AHY," ujar Herzaky.
AHY sebelumnya berharap Demokrat dapat segera mengumumkan arah koalisi Pilpres 2024, sebab masa pendaftaran capres dan cawapres dijadwalkan pada Oktober 2023 mendatang.
AHY juga meminta agar para kader Demokrat di seluruh Indonesia kembali fokus pada pemenangan dalam Pileg 2024.
Ia juga menyerukan agar anggota dewan petahana untuk mempertahankan dan menambah kursi Demokrat di semua tingkatan pemilihan.