Pemimpin Redaksi Seword TV Alifurrahman buka suara soal videonya yang menyebut ada seorang menteri mencekik dan menampar seorang wakil menteri pada sebuah rapat di Istana.
Dalam rekaman video, menteri itu disebut merupakan seorang bakal calon presiden di Pilpres 2024. Spekulasi pun muncul di media sosial.
Publik menebak menteri itu merupakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sementara wamen yang dimaksud diduga Wamen Pertanian Harvick Hasnul Qolbi.
Pasalnya hanya Prabowo yang berstatus sebagai menteri aktif yang jadi bakal capres saat ini.
Saat dihubungi, Alifurrahman mengklaim apa yang disampaikannya merupakan cerita yang diketahui banyak elite di Indonesia.
Bahkan, ia mengklaim cerita itu rata-rata diketahui menteri dan wakil menteri di kabinet.
"Cerita ini diketahui banyak orang elite kita. Menteri, wakil menteri rata-rata tahu. Sudah jadi rahasia umum di kalangan elite," kata Alifurrahman saat dihubungi, Rabu (20/9).
Ia mengaku mendapat cerita dari orang yang mengetahui peristiwa itu, lalu menceritakannya di video yang diunggah di akun Youtube Seword TV.
"Makanya cerita ini sampai ke saya kan agak lambat. Sekitar 10-an hari setelah kejadian," klaimnya.
Saat ditanyakan soal rencana relawan Prabowo bakal melaporkannya ke polisi, Alifurrahman enggan menanggapinya.
Namun, Alif memberi respons soal tuntutan dari Relawan Prabowo yang meminta bacapres PDIP Ganjar Pranowo untuk ikut minta maaf atas polemik tersebut.
"Pak Ganjar enggak ada hubungannya, yang nampar yang harusnya minta maaf," katanya.
Alifurrahman Sebut Wamen Korban Prabowo Bukan Harvick
Alifurrahman asal Seword TV sebut wamen (wakil menteri) korban kekerasan Prabowo bukan dari Kementerian Pertanian atau Bapak Harvick Hasnul Qolbi asal PKB seperti terkaan katalogika.
Namun Alifurrahman tak bantah jika Capres dan sosok menteri kabinet yang ditangkap katalogika adalah Prabowo Subianto. Diungkap Channel Seword TV (19/9).
Versi informan saya, kata Alifurrahman, "Bukan wamen dari Kementan," ucapnya.
"Tapi peristiwa itu benar, termasuk ada wamen jadi korban," tegasnya.
Lalu siapa wamen yang dimaksud? "Saya tak bisa sebut namanya," kata Alifurrahman.
Mengapa? "Saya tak mau sebut nama wamen atau asal kementeriannya. Ini aib," ujarnya.
Alifurrahman beralasan persoalan kekerasan Prabowo mirip KDRT, "Saya hargai sikap korban (wamen) untuk memilih: Apakah mau mengakui, atau tak mau membahas sama sekali," terang dia.
Saya tak akan paksa dia (wamen) untuk mengaku atau menjelaskan,
"Kasihan dia. Sudah dipukul lalu kehormatan kita lucuti hanya karena ingin kejelasan," ungkapnya.
"Saya hanya bisa beri waktu dan ruang untuk mereka (pihak wamen) memutuskan," terang Alifurrahman.
Alifurrahman Paham Presiden Bantah Demi Stabilitas
Alifurrahman sebut Presiden bantah peristiwa Prabowo tampar wamen dilakukan demi jaga stabilitas negara.
Alifurrahman meniru ucapan Presiden: "Setahu saya tidak ada peristiwa itu," baginya adalah sikap yang harus dihormati, "Untuk stabilitas," terang dia.
Saya bayangkan, "Jika Presiden benarkan peristiwa itu," kata Alifurrahman.
Betapa besarnya huru hara dan demonstrasi yang akan terjadi, "Pasti tak diinginkan Presiden," ucapnya.
Ulasan Alifurrahman soal reaksi Presiden diunggah Channel Youtube Seword TV berjudul: "Alifurrahman: DITAMPAR BUKAN PRESTASI, TAPI IBARAT KDRT," pada 19 September 2023 sekitar Pukul 20.00 WIB.
Alifurrahman mereview Presiden bantah ketika ditanya wartawan soal peristiwa Prabowo tampar dan cekik wamen jelang kabinet. Dia nilai jawaban Presiden sangat jelas dan clear.
Untuk berita semacam ini, kata Alifurrahman, "Kalian (wartawan) harus cek kebenarannya," ujarnya diulang hingga 3X. Bagi Alifurrahman pesan Presiden agar cek kebenaran begitu tegas bagi wartawan.
"Artinya apakah ada kasus serupa (Prabowo) dilain peristiwa," kata Alifurrahman, contohkan lempar selular, pukul podium atau jejak telapak dipipi Sandiaga Uno.
"Kalau kalian sudah cek kebenaran," kata Alifurrahman, "Saya yakin sikap kita akan sama. Untuk tidak memilih orang (Prabowo) ini," ungkapnya.