Batam – Terkait dengan tenggat waktu pengosongan Pulau Rempang yang sudah harus kosong pada 28 September 2023, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia pun akhirnya angkat bicara. Tenggat waktu tersebut menurutnya memang sudah diputuskan sejak awal.
"Insya Allah (pengosongan tanggal 28 September) kita melihat perkembangan, dan kita sedang berbicara, bukan persoalan tanggal bagi saya, itu memang sudah diputuskan di awal tapi yang terpenting ialah cara-cara komunikasi yang baik," kata Bahlil di Kota Batam yang dikutip dari VIVA pada Senin, 18 September 2023.
1. Mengedepankan Komunikasi Baik dengan Warga
Hal terpenting yang saat ini harus dilakukan menurut Bahlil adalah mengedepankan komunikasi yang baik dengan warga, bukan soal tenggat waktu pengosongan itu sendiri. Sehingga pihaknya lebih memperhatikan bagaimana cara berkomunikasi dengan warga.
"Saya ingin berbicara dengan keluarga-keluarga di sana dengan baiklah, mau cepat atau lambat itu soal lain, tapi caranya aja yang kita perhatikan," ujar Bahlil.
2. Investasi di Pulau Rempang
Investasi yang akan masuk di Pulau Rempang adalah Foreign Direct Investment (FDI), yakni penanaman modal atau investasi langsung dari pihak asing. Dijelaskan oleh Bahlil bahwa semua negara saling berkompetisi merebut investasi langsung itu dari luar negeri ke dalam negeri guna penciptaan lapangan pekerjaan baru.
"Kita ini berkompetisi, global itu FDI, FDI terbesar itu di negara tetangga bukan di kita, ini kita mau merebut investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau kita tunggunya terlalu lama, emang dia mau tunggu kita? Kita butuh mereka tapi kita juga harus hargai yang di dalam," ungkapnya
3. Nilai Investasi
Bahlil juga menyebutkan berapa nilai investasi yang akan masuk ke Pulau Rempang tersebut. Investasi FDI itu disebutnya bernilai lebih dari Rp 300 triliun. Tahap pertama, nilai investasi yang masuk Rp 175 triliun.
"Kalau ini lepas itu berarti potensi PAD dan penciptaan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita di sini akan kehilangan peluang," paparnya
4. Melakukan Pendekatan Humanis
Oleh karena itu, BP Batam diminta oleh Bahlil untuk terus melakukan pendekatan secara humanis ke masyarakat yang ada di Pulau Rempang. Hal itu guna memudahkan pengembangan investasi di kawasan tersebut. Menurutnya, komunikasi yang baik dan humanis jauh lebih penting dalam percepatan investasi di Pulau Rempang.
5. Investasi untuk Kesejahteraan Masyakarat
Investasi di Pulau Rempang tersebut diyakinkan oleh Bahlil akan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat dan banyak pihak. Bahlil optimis bahwa Rempang yang akan menjadi mesin ekonomi baru Indonesia juga bakal meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah ke depannya.
"Yakinlah bahwa investasinya ini untuk kesejahteraan rakyat. Dengan menciptakan banyaknya lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat juga akan meningkat," ujar Bahlil.