Wakil Sekjen (Wasekjen) PBNU Sulaiman Tanjung menegaskan pihaknya tidak mau dikaitkan dengan satu partai politik saja. Penegasan ini ia sampaikan agar klaim sepihak Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tidak ditelan bulat-bulat oleh masyarakat.
Ia pun memaparkan data konkret, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, baru-baru ini, menyebut bahwa suara warga NU terbagi merata di semua partai politik. Bahkan warga NU terbanyak ternyata mencoblos PDIP, kemudian Gerindra di urutan kedua dan Partai Golkar. Baru PKB di urutan ke empat yang dicoblos warga NU.
“Jadi NU itu tidak hanya milik PKB. Buktinya yang paling banyak dipilih warga NU adalah PDI Perjuangan, bukan PKB. Jadi PBNU akan tetap menjaga jarak dengan semua partai politik, tidak ada perlakuan istimewa,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (23/4/2023).
Sulaiman kembali menekankan bahwa PBNU akan tetap menjaga jarak yang sama dengan seluruh kekuatan partai politik. Termasuk dengan PKB. “Arahan Ketua Umum PBNU Gus Yahya (KH Yahya Cholil Staquf) itu sangat jelas. Gus Yahya tidak pernah mempermasalahkan PKB, cuma pengen menjaga jarak,” jelas dia.
Selaras dengan itu, ia juga turut membantah ucapan pengamat politik Fahry Ali di sebuah stasiun televisi nasional, yang menyebut bahwa pernyataan apapun dari Gus Yahya tidak berpengaruh pada PKB.
“Jadi Gus Yahya itu tidak pernah mempermasalahkan PKB. Hanya yang beliau sesalkan itu ternyata pemilih PKB sendiri ogah sama Muhaimin. Ini ‘kan fakta ; survei Kompas PKB 7 persen dan Muhaimin hanya 0,4,” ujarnya.
Dengan elektabilitas yang jauh di bawah PKB, sambung dia, bisa diartikan bahwa Cak Imin yang tidak memiliki pengaruh pada PKB. Sulaiman bahkan memperkirakan calon presiden (capres) yang menggandeng Cak Imin akan mengalami kekalahan.
“Siapapun capresnya akan kalah jika wapresnya Muhaimin. Teorinya sederhana, wong PKB saja tidak bertanggung jawab akan rating ketua umumnya. Muhaimin selalu saja, hanya menang dengan responden yang menjawab tidak tahu,” kata dia.