Pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI pada Rabu (16/8) lalu dinilai sangat mengecewakan.
Pasalnya, pidato kepala negara hanya berisi curhatan dan keluhan pribadi yang jauh dari persoalan dan upaya penyelesaian persoalan yang dihadapi rakyat saat ini.
Demikian disampaikan Ekonom Senior Dr Rizal Ramli dalam sebuah jumpa pers virtual bertajuk “Rakyat Mendukung Petisi 100: Makzulkan Presiden Jokowi Segera!” pada Jumat (18/8).
“Saya baca pidato kenegaraan Presiden Jokowi kemarin betul-betul jelek sekali, sangat mengecewakan,” sesal pria yang akrab disapa RR itu.
Menurut RR, biasanya pidato kenegaraan Presiden itu diikuti oleh banyak kalangan, baik dari dalam dan luar negeri. Seharusnya, Jokowi menguraikan persoalan yang dihadapi saat ini dan memberikan solusi serta antisipasi ke depannya agar rakyat Indonesia tidak semakin sulit.
“Pidato kenegaraan itu diikuti kalangan bisnis luar negeri, analis, karena kita bisa baca perkembangan situasi yang benar dan masalah-masalah yang akan dihadapi tahun depan, dan apa langkah mengantisipasinya. Ini nggak ada sama sekali cuma curhat, cuma minta dikasihani, dan tidak bicara hal-hal yang penting seperti yang udah dikatakan tadi,” tandas mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini.
Turut hadir saat jumpa pers, aktivis Petisi 100 Marwan Batubara, mantan Ketua MPR RI Amien Rais, dosen UNJ sekaligus pentolan aktivis FKSMJ 1998 Ubedillah Badrun, aktivis ketenagakerjaan Mirah Sumirat, Habib Muchsin Al-Attas, dan aktivis FKN Abdullah Hehamahua