Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti perpecahan elite politik yang telah turun ke bawah ke para pendukung dan relawan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Partai Solidaritas Indonesia atau PSI.
Menurut Rocky, situasi itu mengindikasikan politik yang sudah kotor. Ia juga tampak heran soal PSI yang bisa diacak-acak oleh sebuah sinyal yang dilemparkan para elite politik.
"Ya ini politik akhirnya masuk ke dalam dasar yang paling kotor yaitu berebut sumber daya. Kita bisa bayangkan bagaimana satu partai yang dengan mudah itu diacak-acak oleh sinyal, hanya oleh sinyal itu," kata Rocky dalam pernyataannya, dikutip Liberte Suara, Jumat (11/8/2023).
Gejolak dalam internal PSI, lanjut Rocky, memastikan bahwa partai yang dibesut oleh kalangan anak muda itu tidak memiliki ideologi kuat dan pengkaderan yang tepat.
"Jadi itu memang udah ada semacam kepastian bahwa di PSI ini memang semacam partai yang dibuat seolah-olah punya ideologi tetapi enggak ada kaderisasi di situ. Jadi partai yang menunggu sinyal," ujarnya.
Mantan dosen Universitas Indonesia itu kemudian mengkritik politikus muda PSI yang hanya mengincar sensasi tetapi lupa pada substansi. Ia mengaku situasi tersebut amat disayangkan.
"Ini bahayanya kalau anak-anak muda ini kerakusan atau ketagihan sensasi itu dan lupa bahwa ada satu yang substansial yaitu ide kenapa diperlukan partai yang ingin memerdekakan diri melalui slogan tentang sekularisme, liberalisme, demokrasi," jelasnya.
Lebih lanjut Rocky menyebut hal itu buruk bagi perpolitikan di Indonesia tetapi hal itu memang sudah tidak bisa terelakkan.
"Itu juga buruk dalam pelembagaan politik, tapi memang itu nasibnya tuh," pungkas dia.