Ketua DPP PDIP Said Abdullah menjelaskan pernyataannya terkait duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di 2024. Said mengatakan, hal itu hanya impian semata untuk menghindari polarisasi di tengah masyarakat.
"Kami tidak dalam keputusan, kami hendak mimpi saja, mimpi itu dalam kondisi apa? Dalam kondisi sebaiknya kita ini tidak perlu lagi lah kampret-cebong, tidak perlu lagi-lah ada istilah 'oh Anies di bawah, tidak perlu dihitung', kami tidak dalam posisi itu," kata Said di Gedung DPR, Senayan, Selasa (22/8).
Said menuturkan, cawapres Ganjar akan ditentukan oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Plt Ketum PPP Mardiono, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) dan Ketum Perindo Hary Tanoesoedibjo.
Sejauh ini masih ada 5 digodok yakni Andika Perkasa, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Sandiaga Uno.
"Kalau kans sebagaimana disampaikan oleh Mba Puan lima cawapres itulah kansnya. Karena kan kalau berandai-andai, head to head berandai-andai. Kemudian ditarik lagi Ganjar-Anies berandai-andai. Tunggu aja keputusan para pimpinan parpol dan Pak Ganjar siapa pun yang paling pas," ucap dia.
Namun, Said menyebut tak menutup kemungkinan PDIP membuka komunikasi dengan NasDem terkait kans Ganjar-Anies.
"Bisa saja pembicaraan dibuka dengan kanal-kanal itu toh Mbak Puan juga komunikasi dengan AHY itu, kami selalu berinteraksi dengan kawan-kawan NasDem. Tapi penafsiran akhir adalah apa yang akan diputuskan Pak Ganjar, Ibu Ketum Megawati bersama partai-partai yang lain kan itu endingnya," tutur Ketua Banggar DPR itu.
Said menjelaskan, harapannya terkait duet Ganjar-Anies tidak melibatkan internal PDIP lainnya.
"Ya enggak usah itung-itungan internal. Baca saja hasil berbagai lembaga survei, seperti apa itu sederhana," tutup dia.
PDIP sudah mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai capres 2024. Sejauh ini PDIP bersama PPP, Hanura, dan Perindo.
Sementara, Anies ditopang Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS.
Sampai saat ini belum ada yang mengumumkan sosok cawapres mereka.